Laman

11/05/14

CERPEN : TEMANKU KEKASIHKU part 3(end)

baca part sebelumnya disini

            Anton mengirim pesan mengajak bertemu dengan Nana. “kamu bilang kamu ingin bertemu dengan gadis yang kusukai bukan? datanglah ke Restoran Permata” tulis Anton dalam pesannya.
            “benarkah? Aku boleh bertemu dengannya?”
            “ya”
            “haruskah aku membawa Cesil dan Sasya?”
            “jangan, datanglah sendiri. Kamu adalah orang pertama yang mengetahui aku menyukai gadis ini setidaknya aku ingin memastikan gadis ini padamu dulu baru setelah itu mengenalkannya dengan yang lain”
            Setelah menerima pesan itu Nana pergi ke restoran yang disebut. Selama di Taxi ia bertanya-tanya siapa sebenarnya gadis ini dan kenapa ia tidak boleh mengajak teman-teman lainnya apa gadis ini jelek? Atau sebaliknya?
            Nana tiba di restoran yang dituju. Pelayan menunjukan sebuah ruangan yang sudah dipesan Anton. Saat masuk ke dalam dia tidak melihat siapapun disana dan hanya terdapat makanan yang sudah ditata rapi, dekorasi bunga, dan sebuah cermin besar dipojok ruangan. Nana bingung dan hapenya bordering. Anton menelponnya.
            “kenapa tempat ini kosong? Apa kamu ada masalah dengan gadis itu?” Tanya Nana setelah mengangkat telpon itu.
            “tidak, gadis itu datang dan dia juga sedang disana bersamamu”  ucap Anton. Nana celingukan mencari gadis yang dimaksud Anton tapi disana tidak ada siapa-siapa apa dia salah masuk ruangan? Tapi pelayan bilang ini ruangannya.
            “dimana dia?” Nana terlihat bingung.
            “berjalanlah ke pojok?” Nana menurutinya tapi tetap tidak ada gadis itu dan hanya ada cermin disana. Sesaat dia berfikir jika Anton bilang bahwa dirinya sedang bersama gadis itu apa mungkin gadis itu hantu? Tapi tidak mungkin bukan karena Anton menyukai film sihir dan horor dia jadi menyukai hantu wanita, kan?
            Perlahan Nana melihat cermin itu dan nampaklah bayangannya. Nana terkejut melihatnya. “Jika benar gadis itu disini apakah itu dia?” gumam Nana.
            Jika Nana menatap cermin itu maka timbul bayangnya dan berarti ruangan itu memang terdapat 2 orang gadis tapi jika ia tidak menatap cermin itu maka bayangannya hilang. “apakah mungkin gadis itu adalah aku?”. Nana mengingat kembali cerita Anton tentang gadis itu yang menyatakan bahwa gadis itu memiliki nasib yang sama dengannya. “jadi benarkah gadis itu aku?”
            Nana membalikan badannya disana sudah berdiri Anton.
            “kamu sudah melihat gadis itu, kan?” Nana mengangguk.
            “gadis itu sedang dihadapanku sekarang” Nana mengangguk kembali.
            “Na, semenjak pertama kali kita bertemu dan tak sengaja bertabrakan denganmu aku sudah mulai menyukaimu walaupun saat itu kita baru bertemu. Dan semakin kesini aku benar-benar merasakan bahwa itu memang benar-benar cinta. Aku menyukaimu, Na” ucap Anton.
            “Nton,” Nana menangis.
            “kalau boleh jujur aku belum siap menjalin kasih dengan lelaki lagi. Walaupun waktu itu aku tidak benaran pacaran dengan Kak Aga tapi aku benar-benar belum siap menjalin cinta denganmu. Kamu tahu kan gimana rasanya disakitin sama pasangan yang kamu cintai? Aku tidak ingin itu terulang. Ditambah aku hanya menganggapmu sahabat saja” Nana meninggalkan Anton. Anton hanya menatap kepergian gadis yang ia sukai, ia tahu luka dihati Nana belum benar-benar hilang.
            Semenjak kejadian itu membuat hubungan mereka merenggang dan sedikit canggung walaupun begitu mereka tidak ingin memperlihatkannya kepada teman-temannya terutama Cesil dan Sasya. Saat pulang sekolah seseorang sudah menunggu Nana dengan motornya dan orang itu adalah Aga. Setelah putus dengan pacarnya ia memutuskan untuk kembali dengan Nana karena ia merasa memiliki perasaan cinta padanya.
            Nana yang melihat kehadiran Aga tentu kaget. Aga menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Awalnya Nana tidak mau tapi saat melihat Anton dan kedua sahabatnya datang ia memutuskan untuk menerima tawaran itu. Cesil dan Sasya yang melihat hubungan Nana dan kak Aga kembali pulih tentu bahagia. Namun tidak dengan Anton, dia hanya bisa menatap sedih kepergian Nana.
            “kukira kamu akan menolak ajakanku?” ucap Aga setiba di rumah Nana.
            “terima kasih” Nana melangkahkan kakinya masuk ke rumah.
            “kukira kamu sudah memaafkan ku?” teriak Aga.
            “bukan karena aku menerima tawaran kakak berarti aku memaafkanmu hanya saja ada sesuatu disana yang membuatku harus segera pergi. Sekali lagi terima kasih” Nana membalikan badannya dan masuk ke rumahnya.
            “aku akan berusaha mendapatkanmu” ucap Aga melihat kepergian Nana.
            Berusaha membuktikan ucapannya, Aga mulai mendekati kembali Nana. Walaupun Rendy tidak menyetujui temannya kembali berhubungan dengan Nana tapi apa boleh buat sekarang Aga tidak memiliki pacar jadi tidak ada alasan buatnya untuk mengganggu hubungan mereka.
            Aga kembali mengantar jemput Nana sekolah. Walaupun Nana tidak menginginkannya tapi setidaknya ini akan membuat Anton melupakan dirinya. Cesil dan Sasya merasa ada yang aneh dengan kedua sahabatnya Nana dan Anton menyelidiki Nana dengan melihat buku& diary-Nya. Saat itu, kelas sedang sepi, Cesil dan Sasya masuk kedalam. Sebelum melihat buku& diary Nana mereka celingukan takut ada yang melihat mereka berdua.
            “Hari ini, aku bercerita pada teman-temanku bahwa aku dan kak Aga sudah berpacaran namun karena kak Aga sedang sibuk jadi aku belum bisa mengenalkan resmi pada mereka. Sebenarnya saat aku bercerita aku tidak yakin bahwa teman-temanku mempercayainya tapi dengan polosnya mereka malah mendukung kami. Tapi Tuhan kalau aku boleh jujur sebenarnya cerita itu tidak semuanya benar tentang kak Aga yang menghilang itu benar tapi bukan karena dia sibuk melainkan dia benar-benar hilang entah kemana. Dan kami juga belum berpacaran, aku hanya mengalami cinta sepihak saja karena kak Aga belum menjawab cintaku. Teman-teman maafkan aku….”
            Cesil membuka lembaran berikutnya.
            “Aku bertemu dengannya hari ini setelah 2 minggu dia menghilang. Anton dan aku tidak sengaja melihatnya saat dibioskop tadi. Kak Aga sedang bersama wanita sepertinya dia pacarnya dan benar saja saat kak Aga melihat keberadaan kami dia langsung klarifikasi padaku kalau wanita itu pacarnya. Hatiku terasa hancur mendengarnya, sekarang aku tahu kenapa saat aku menyatakan cinta padanya dia tidak langsung menjawab mungkin karena ini. Kak Aga apakah ini berarti aku harus melupakanmu?”
            Saat Cesil membuka lembaran berikutnya dia dan Sasya kaget karena di buku& diary itu tertulis nama Anton.
            “Seorang temanku ingn mengenalkan gadis yang ia suka padaku namun saat aku menemui mereka aku tidak melihat siapapun terutama gadis itu. Aku bingung kenapa tidak ada gadis itu apa mungkin mereka bertengkar sebelum aku tiba disini? Tapi pikiranku salah saat Anton menyuruhku menatap cermin ia berkata bahwa gadis yang dicermin itulah gadis yang ia suka. Tentu itu membuatku kaget. Anton menyatakan cintanya padaku. Dengan halus aku menolak cintanya walaupun begitu aku menyesal karena telah menolak cintanya apalagi selama aku mengalami rasa sulit Anton selalu bersamaku dan menghiburku tapi apa boleh buat aku harus ingat janjiku dengan Cesil dan Sasya saat pertama kali berteman. Kami tidak boleh memiliki hubungan special dengannya selain hubungan pertemanan. Dengan berat hati aku menolak cintanya.”
            Cesil dan Sasya saling berpandangan mereka tidak menyangka kedua temannya itu memiliki rahasia besar dan saling jatuh cinta namun ada yang membuat bingung mereka “jika Nana ingin melupakan kak Aga tapi kenapa saat kak Aga kembali dia menjadi dekat lagi dengannya?” ucap Cesil.
            “apa karena Anton?” Tanya Sasya.
            “karena perjanjian yang kita pernah buat, Nana tidak bisa menerima Anton makanya saat kak Aga kembali ia jadi dekat lagi dengannya agar Anton melupakannya” jelas Sasya. Terdengar suara langkah seseorang Cesil segera menutup buku& diary Nana. Bel% masuk berbunyi, teman-teman dikelasnya mulai berdatangan begitu juga dengan Anton dan Nana.
            Dibelakang kursi Nana dan Anton, Cesil dan Sasya mengamati mereka berdua. Tidak ada obrolan, tidak ada candaan itu menambah yakin Cesil dan Sasya dengan kecanggungan mereka saat ini.
            Saat pulang sekolah Nana bercerita pada Cesil dan Sasya tentang hubungannya dengan kak Aga yang mulai membaik. Kak Aga juga mengajaknya memulai hubungan baru. Membuat mereka penasaran apa yang akan dijawab Nana.
            “aku belum menjawabnya. Aku berjanji akan menjawabnya saat kita bertemu akhir minggu ini” ucap Nana.
            “lalu apa jawaban yang ingin kamu berikan?” Tanya Sasya penasaran. Tepat saat itu Anton datang menghampiri mereka.
            “karena kami pernah mengalami rasa sulit berdua sepertinya dengan aku yang sebentar lagi lulus dan kak Aga juga sudah tidak terlalu sibuk ada kemungkinan aku menerimanya lagi” ucap Nana.
            Cesil dan Sasya menatap Anton. Tidak ada respon yang ditunjukannya pada Nana. “kenapa dia diam saja?” batin Cesil.
            “apa  hubungan mereka berakhir?” batin Sasya. Anton pamit pulang terlebih dulu mereka mengiyakannya. Cesil dan Sasya yang melihat Nana menatap kepergian Anton yakin bahwa Nana masih menyukai Anton dan kata-katanya tadi Cuma kebohongan yag dibuatnya.
            Tidak ingin sahabatnya mengalami patah hati dua kali. Cesil dan Sasya merencankan sesuatu agar Nana dan Anton kembali bersama.
            Satu hari sebelum Nana dan Aga bertemu, Cesil dan Sasya menemuinya.
            “kamu yakin dengan jawabanmu?” Tanya Sasya. Nana mengangguk.
            “Na, kita berdua tahu bahwa kamu sama kak Aga tidak pernah berpacaran, kan?” ucapan Cesil membuat Nana kaget.
            “darimana kalian tahu?”
            “Na, lupain aja perjanjian yang pernah kita buat. Kita kan tidak ada yang tahu kedepannya gimana?” ucap Cesil.
            “kita berdua tidak mau kamu mengalami rasa sakit dua kali. Kalau kamu menyukainya buat apa kamu menerima Kak Aga yang sudah menyakitimu?” kata Sasya.
            “jika kamu menolak Anton hanya karena perjajian kita dan menerima kak Aga agar Anton melupakanmu bukannya itu jahat?” Nana terkejut kedua sahabatnya mengetahui rahasianya.
            “kita tidak akan memaksamu tapi coba pikiran kembali jika kamu menerima kak Aga maka sakit hati yang pernah kamu alami akan terjadi juga dengan Anton” Cesil dan Sasya pergi meninggalkan Nana yang memikirkan kata-kata sahabatnya tadi.
            Didalam Taxi Cesil berusaha menelpon Anton. Tapi tidak diangkat jadi dia mengirimkannya pesan suara. “aku dan Sasya tahu kamu menyukai Nana, kan? Kami tahu itu jadi kenapa kamu tidak mencoba menghalangi mereka? Datanglah ke Heaven Cafe besok sore, mereka akan bertemu disana. Anton, kami mengetahui rahasia Nana. Dia menyukaimu bukan kak Aga. Dia menerima kak Aga karena ingin menjauhimu” Cesil mengirim pesannya.
            Hari yang dinanti-nanti Aga tiba. Dia akan menerima jawaban dari Nana. Aga optimis Nana akan menerimanya. Nana tiba ditempat tujuannya.
            “kamu sudah datang?” sapa Aga.
            “akan kupesankan minuman terlebih dulu untukmu”
            “tidak perlu” sela Nana.
            “kak, aku ingin mengatakan langsung jawabanku padamu” Aga yang melihat Nana terburu-buru menyuruhnya duduk.
            “aku sudah memikirkannya, sepertinya aku tidak bisa menerimamu” Aga sedih ternyata dugaannya salah.
            “tapi selama ini kamu menerima kehadiranku?” Tanya Aga.
            “maaf, kak. Mendekatimu kembali sebenarnya bukan karena aku masih memiliki perasaan padamu. Hanya saja aku ingin menghindar dari seseorang” ucap Nana.
            “aku sadar jika aku menerimamu sekarang akan membuat orang itu terluka seperti apa yang aku alami saat kamu meninggalkanku. Tentu aku tidak ingin membuatnya sepertiku jadi maafkan aku…” Nana bangkit dari kursinya ingin pergi, Anton sudah berdiri dibelakangnya. Dia tersenyum pada Nana yang mengucapakan kata-kata manis seperti itu. “terima kasih” Anton memeluk Nana dan mengajaknya keluar dari tempat itu. Aga yang menyaksikan itu hanya bisa menghela nafas.
            3 tahun berlalu. Nana bersiap-siap kembali ke negaranya. Sekolahnya di Inggris telah selesai. Nana mengirim sebuah pesan pada seseorang.
            “kamu akan menjemputku di bandara, kan?” Anton membaca pesan itu.
            Tiba dibandara, Nana mencari keberadaan Anton dipintu keluar. Nana melihat seseorang yang memegang nametag besar bertuliskan namanya, dan orang itu adalah Anton kekasihnya. Nana menghampirinya.
            “ku kira kamu tidak akan datang?” ucap Nana.
            “kekasihku pulang, tidak mungkin aku tidak menyambutnya, kan?” Tanya Anton. Nana mencium pipi Anton.
            “lihat! Aku menggapai pipimu” ucap Nana meyakinkan dirinya sudah tumbuh tinggi.
            “itu karena sepatumu” Anton menunjuk sepatu yang dipakai Nana. Nana tersenyum. “hanya 10 cm saja,” keduanya tersenyum.


-SELESAI-

by : AshaAzolla & Inggar Diana

Tidak ada komentar: