baca part sebelumnya disini
Anton
mengirim pesan mengajak bertemu dengan Nana. “kamu bilang kamu ingin bertemu dengan
gadis yang kusukai bukan? datanglah ke Restoran Permata” tulis Anton dalam
pesannya.
“benarkah? Aku boleh bertemu dengannya?”
“ya”
“haruskah aku membawa Cesil dan
Sasya?”
“jangan, datanglah sendiri. Kamu
adalah orang pertama yang mengetahui aku menyukai gadis ini setidaknya aku
ingin memastikan gadis ini padamu dulu baru setelah itu mengenalkannya dengan
yang lain”
Setelah menerima pesan itu Nana
pergi ke restoran yang disebut. Selama di Taxi ia bertanya-tanya siapa
sebenarnya gadis ini dan kenapa ia tidak boleh mengajak teman-teman lainnya apa
gadis ini jelek? Atau sebaliknya?
Nana tiba di restoran yang dituju.
Pelayan menunjukan sebuah ruangan yang sudah dipesan Anton. Saat masuk ke dalam
dia tidak melihat siapapun disana dan hanya terdapat makanan yang sudah ditata
rapi, dekorasi bunga, dan sebuah cermin besar dipojok ruangan. Nana bingung dan
hapenya bordering. Anton menelponnya.
“kenapa tempat ini kosong? Apa kamu
ada masalah dengan gadis itu?” Tanya Nana setelah mengangkat telpon itu.
“tidak, gadis itu datang dan dia
juga sedang disana bersamamu” ucap
Anton. Nana celingukan mencari gadis yang dimaksud Anton tapi disana tidak ada
siapa-siapa apa dia salah masuk ruangan? Tapi pelayan bilang ini ruangannya.
“dimana dia?” Nana terlihat bingung.
“berjalanlah ke pojok?” Nana
menurutinya tapi tetap tidak ada gadis itu dan hanya ada cermin disana. Sesaat
dia berfikir jika Anton bilang bahwa dirinya sedang bersama gadis itu apa
mungkin gadis itu hantu? Tapi tidak mungkin bukan karena Anton menyukai film
sihir dan horor dia jadi menyukai hantu wanita, kan?
Perlahan Nana melihat cermin itu dan
nampaklah bayangannya. Nana terkejut melihatnya. “Jika benar gadis itu disini
apakah itu dia?” gumam Nana.
Jika Nana menatap cermin itu maka
timbul bayangnya dan berarti ruangan itu memang terdapat 2 orang gadis tapi
jika ia tidak menatap cermin itu maka bayangannya hilang. “apakah mungkin gadis
itu adalah aku?”. Nana mengingat kembali cerita Anton tentang gadis itu yang
menyatakan bahwa gadis itu memiliki nasib yang sama dengannya. “jadi benarkah
gadis itu aku?”
Nana membalikan badannya disana
sudah berdiri Anton.
“kamu sudah melihat gadis itu, kan?”
Nana mengangguk.
“gadis itu sedang dihadapanku
sekarang” Nana mengangguk kembali.
“Na, semenjak pertama kali kita
bertemu dan tak sengaja bertabrakan denganmu aku sudah mulai menyukaimu
walaupun saat itu kita baru bertemu. Dan semakin kesini aku benar-benar
merasakan bahwa itu memang benar-benar cinta. Aku menyukaimu, Na” ucap Anton.
“Nton,” Nana menangis.
“kalau boleh jujur aku belum siap
menjalin kasih dengan lelaki lagi. Walaupun waktu itu aku tidak benaran pacaran
dengan Kak Aga tapi aku benar-benar belum siap menjalin cinta denganmu. Kamu
tahu kan gimana rasanya disakitin sama pasangan yang kamu cintai? Aku tidak
ingin itu terulang. Ditambah aku hanya menganggapmu sahabat saja” Nana
meninggalkan Anton. Anton hanya menatap kepergian gadis yang ia sukai, ia tahu
luka dihati Nana belum benar-benar hilang.
Semenjak kejadian itu membuat
hubungan mereka merenggang dan sedikit canggung walaupun begitu mereka tidak
ingin memperlihatkannya kepada teman-temannya terutama Cesil dan Sasya. Saat
pulang sekolah seseorang sudah menunggu Nana dengan motornya dan orang itu
adalah Aga. Setelah putus dengan pacarnya ia memutuskan untuk kembali dengan
Nana karena ia merasa memiliki perasaan cinta padanya.
Nana yang melihat kehadiran Aga
tentu kaget. Aga menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Awalnya Nana tidak
mau tapi saat melihat Anton dan kedua sahabatnya datang ia memutuskan untuk
menerima tawaran itu. Cesil dan Sasya yang melihat hubungan Nana dan kak Aga
kembali pulih tentu bahagia. Namun tidak dengan Anton, dia hanya bisa menatap
sedih kepergian Nana.
“kukira kamu akan menolak ajakanku?”
ucap Aga setiba di rumah Nana.
“terima kasih” Nana melangkahkan
kakinya masuk ke rumah.
“kukira kamu sudah memaafkan ku?”
teriak Aga.
“bukan karena aku menerima tawaran
kakak berarti aku memaafkanmu hanya saja ada sesuatu disana yang membuatku
harus segera pergi. Sekali lagi terima kasih” Nana membalikan badannya dan
masuk ke rumahnya.
“aku akan berusaha mendapatkanmu”
ucap Aga melihat kepergian Nana.
Berusaha membuktikan ucapannya, Aga
mulai mendekati kembali Nana. Walaupun Rendy tidak menyetujui temannya kembali
berhubungan dengan Nana tapi apa boleh buat sekarang Aga tidak memiliki pacar
jadi tidak ada alasan buatnya untuk mengganggu hubungan mereka.
Aga kembali mengantar jemput Nana
sekolah. Walaupun Nana tidak menginginkannya tapi setidaknya ini akan membuat
Anton melupakan dirinya. Cesil dan Sasya merasa ada yang aneh dengan kedua
sahabatnya Nana dan Anton menyelidiki Nana dengan melihat buku& diary-Nya. Saat itu, kelas sedang sepi, Cesil dan
Sasya masuk kedalam. Sebelum melihat buku& diary Nana mereka celingukan takut ada yang melihat mereka berdua.
“Hari
ini, aku bercerita pada teman-temanku bahwa aku dan kak Aga sudah berpacaran
namun karena kak Aga sedang sibuk jadi aku belum bisa mengenalkan resmi pada
mereka. Sebenarnya saat aku bercerita aku tidak yakin bahwa teman-temanku
mempercayainya tapi dengan polosnya mereka malah mendukung kami. Tapi Tuhan
kalau aku boleh jujur sebenarnya cerita itu tidak semuanya benar tentang kak Aga
yang menghilang itu benar tapi bukan karena dia sibuk melainkan dia benar-benar
hilang entah kemana. Dan kami juga belum berpacaran, aku hanya mengalami cinta
sepihak saja karena kak Aga belum menjawab cintaku. Teman-teman maafkan aku….”
Cesil membuka lembaran berikutnya.
“Aku
bertemu dengannya hari ini setelah 2 minggu dia menghilang. Anton dan aku tidak
sengaja melihatnya saat dibioskop tadi. Kak Aga sedang bersama wanita
sepertinya dia pacarnya dan benar saja saat kak Aga melihat keberadaan kami dia
langsung klarifikasi padaku kalau wanita itu pacarnya. Hatiku terasa hancur
mendengarnya, sekarang aku tahu kenapa saat aku menyatakan cinta padanya dia
tidak langsung menjawab mungkin karena ini. Kak Aga apakah ini berarti aku
harus melupakanmu?”
Saat Cesil membuka lembaran
berikutnya dia dan Sasya kaget karena di buku& diary itu tertulis nama Anton.
“Seorang
temanku ingn mengenalkan gadis yang ia suka padaku namun saat aku menemui
mereka aku tidak melihat siapapun terutama gadis itu. Aku bingung kenapa tidak
ada gadis itu apa mungkin mereka bertengkar sebelum aku tiba disini? Tapi
pikiranku salah saat Anton menyuruhku menatap cermin ia berkata bahwa gadis
yang dicermin itulah gadis yang ia suka. Tentu itu membuatku kaget. Anton
menyatakan cintanya padaku. Dengan halus aku menolak cintanya walaupun begitu
aku menyesal karena telah menolak cintanya apalagi selama aku mengalami rasa
sulit Anton selalu bersamaku dan menghiburku tapi apa boleh buat aku harus
ingat janjiku dengan Cesil dan Sasya saat pertama kali berteman. Kami tidak
boleh memiliki hubungan special dengannya selain hubungan pertemanan. Dengan
berat hati aku menolak cintanya.”
Cesil dan Sasya saling berpandangan
mereka tidak menyangka kedua temannya itu memiliki rahasia besar dan saling
jatuh cinta namun ada yang membuat bingung mereka “jika Nana ingin melupakan
kak Aga tapi kenapa saat kak Aga kembali dia menjadi dekat lagi dengannya?”
ucap Cesil.
“apa karena Anton?” Tanya Sasya.
“karena perjanjian yang kita pernah
buat, Nana tidak bisa menerima Anton makanya saat kak Aga kembali ia jadi dekat
lagi dengannya agar Anton melupakannya” jelas Sasya. Terdengar suara langkah
seseorang Cesil segera menutup buku& diary Nana. Bel% masuk berbunyi, teman-teman dikelasnya mulai
berdatangan begitu juga dengan Anton dan Nana.
Dibelakang kursi Nana dan Anton,
Cesil dan Sasya mengamati mereka berdua. Tidak ada obrolan, tidak ada candaan
itu menambah yakin Cesil dan Sasya dengan kecanggungan mereka saat ini.
Saat pulang sekolah Nana bercerita
pada Cesil dan Sasya tentang hubungannya dengan kak Aga yang mulai membaik. Kak
Aga juga mengajaknya memulai hubungan baru. Membuat mereka penasaran apa yang
akan dijawab Nana.
“aku belum menjawabnya. Aku berjanji
akan menjawabnya saat kita bertemu akhir minggu ini” ucap Nana.
“lalu apa jawaban yang ingin kamu
berikan?” Tanya Sasya penasaran. Tepat saat itu Anton datang menghampiri
mereka.
“karena kami pernah mengalami rasa
sulit berdua sepertinya dengan aku yang sebentar lagi lulus dan kak Aga juga
sudah tidak terlalu sibuk ada kemungkinan aku menerimanya lagi” ucap Nana.
Cesil dan Sasya menatap Anton. Tidak
ada respon yang ditunjukannya pada Nana. “kenapa dia diam saja?” batin Cesil.
“apa
hubungan mereka berakhir?” batin Sasya. Anton pamit pulang terlebih dulu
mereka mengiyakannya. Cesil dan Sasya yang melihat Nana menatap kepergian Anton
yakin bahwa Nana masih menyukai Anton dan kata-katanya tadi Cuma kebohongan yag
dibuatnya.
Tidak ingin sahabatnya mengalami
patah hati dua kali. Cesil dan Sasya merencankan sesuatu agar Nana dan Anton
kembali bersama.
Satu
hari sebelum Nana dan Aga bertemu, Cesil dan Sasya menemuinya.
“kamu
yakin dengan jawabanmu?” Tanya Sasya. Nana mengangguk.
“Na,
kita berdua tahu bahwa kamu sama kak Aga tidak pernah berpacaran, kan?” ucapan
Cesil membuat Nana kaget.
“darimana
kalian tahu?”
“Na,
lupain aja perjanjian yang pernah kita buat. Kita kan tidak ada yang tahu
kedepannya gimana?” ucap Cesil.
“kita
berdua tidak mau kamu mengalami rasa sakit dua kali. Kalau kamu menyukainya
buat apa kamu menerima Kak Aga yang sudah menyakitimu?” kata Sasya.
“jika
kamu menolak Anton hanya karena perjajian kita dan menerima kak Aga agar Anton
melupakanmu bukannya itu jahat?” Nana terkejut kedua sahabatnya mengetahui
rahasianya.
“kita
tidak akan memaksamu tapi coba pikiran kembali jika kamu menerima kak Aga maka
sakit hati yang pernah kamu alami akan terjadi juga dengan Anton” Cesil dan
Sasya pergi meninggalkan Nana yang memikirkan kata-kata sahabatnya tadi.
Didalam
Taxi Cesil berusaha menelpon Anton. Tapi tidak diangkat jadi dia mengirimkannya
pesan suara. “aku dan Sasya tahu kamu menyukai Nana, kan? Kami tahu itu jadi
kenapa kamu tidak mencoba menghalangi mereka? Datanglah ke Heaven Cafe besok
sore, mereka akan bertemu disana. Anton, kami mengetahui rahasia Nana. Dia
menyukaimu bukan kak Aga. Dia menerima kak Aga karena ingin menjauhimu” Cesil
mengirim pesannya.
Hari
yang dinanti-nanti Aga tiba. Dia akan menerima jawaban dari Nana. Aga optimis
Nana akan menerimanya. Nana tiba ditempat tujuannya.
“kamu
sudah datang?” sapa Aga.
“akan
kupesankan minuman terlebih dulu untukmu”
“tidak
perlu” sela Nana.
“kak,
aku ingin mengatakan langsung jawabanku padamu” Aga yang melihat Nana
terburu-buru menyuruhnya duduk.
“aku
sudah memikirkannya, sepertinya aku tidak bisa menerimamu” Aga sedih ternyata dugaannya
salah.
“tapi
selama ini kamu menerima kehadiranku?” Tanya Aga.
“maaf,
kak. Mendekatimu kembali sebenarnya bukan karena aku masih memiliki perasaan
padamu. Hanya saja aku ingin menghindar dari seseorang” ucap Nana.
“aku
sadar jika aku menerimamu sekarang akan membuat orang itu terluka seperti apa
yang aku alami saat kamu meninggalkanku. Tentu aku tidak ingin membuatnya sepertiku
jadi maafkan aku…” Nana bangkit dari kursinya ingin pergi, Anton sudah berdiri
dibelakangnya. Dia tersenyum pada Nana yang mengucapakan kata-kata manis
seperti itu. “terima kasih” Anton memeluk Nana dan mengajaknya keluar dari
tempat itu. Aga yang menyaksikan itu hanya bisa menghela nafas.
3
tahun berlalu. Nana bersiap-siap kembali ke negaranya. Sekolahnya di Inggris
telah selesai. Nana mengirim sebuah pesan pada seseorang.
“kamu
akan menjemputku di bandara, kan?” Anton membaca pesan itu.
Tiba
dibandara, Nana mencari keberadaan Anton dipintu keluar. Nana melihat seseorang
yang memegang nametag besar bertuliskan namanya, dan orang itu adalah Anton
kekasihnya. Nana menghampirinya.
“ku
kira kamu tidak akan datang?” ucap Nana.
“kekasihku
pulang, tidak mungkin aku tidak menyambutnya, kan?” Tanya Anton. Nana mencium
pipi Anton.
“lihat!
Aku menggapai pipimu” ucap Nana meyakinkan dirinya sudah tumbuh tinggi.
“itu
karena sepatumu” Anton menunjuk sepatu yang dipakai Nana. Nana tersenyum.
“hanya 10 cm saja,” keduanya tersenyum.
-SELESAI-
by : AshaAzolla & Inggar Diana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar