Laman

11/05/14

CERPEN : TEMANKU KEKASIHKU part 2

 baca part sebelumnya disini

         “Anton…” Tegur Nana mendahului. Melihat Nana yang mengenal Anton membuat kedua sahabatnya curiga. Tidak mau ada kesalahpahaman diantara mereka Nana menjelaskan dia kenal Anton saat tadi tidak sengaja bertabrakan dengannya. Mengetahui Anton anak baru Cesil dan Sasya bertanya dimana kelas Anton.
            “kelas XIIIPA-1” ucap Anton.
            “wah… berarti kamu sekelas sama kita bertiga” ucap Sasya senang.
            Perkenalan pertama mereka tidak membuat mereka canggung saat bertemu. Dengan tiga sekawan yang ceria ini Anton sangat mudah bergaul dengan mereka. Dikelas Anton duduk sebangku dengan Nana yang menawarinya duduk bersama. Saat jam pelajaran terlihat Anton sepertinya murid yang cerdas dan berprestasi tak kalah dengan Nana yang tidak menyukai pelajaran tapi selalu mendapat nilai yang bagus, karena setiap kali ibu guru memberi pertanyaan Anton bisa menjawabnya tanpa ragu-ragu. Anton memang berasal dari sekolah yang bagus di ibu kota. Nana dan sahabat-sahabatnya merasa tak canggung lagi untuk berteman dengan Anton.
            Anton tak seperti para siswa laki-laki yang lain yang suka adu kekuatan dan adu ketampanan. Tak heran pula dari ia pertama masuk sudah banyak yang meliriknya tapi Anton tetap bersikap ramah seperti biasa.
            Hari pertama Anton disekolah ini adalah hari yang menyenangkan baginya, begitu juga dengan Cesil dan Sasya yang diam-diam mengaguminya. Bel tanda usainya pelajaran berbunyi, Nana sudah dijemput Kak Aga yang mengendari mobil kakaknya. Tapi dia khawatir dengan Anton yang belum dijemput oleh sopirnya. Tak lama kemudian mobil jemputan Anton pun datang. Nana bisa pulang dengan perasaan lega.
            “cowok yang tadi pacar kamu ya, Na?” Tanya Agasi dengan senyum.
            “bukan kok kak, itu murid baru disekolah Nana yang kebetulan juga satu kelas dengan Nana” jelas Nana.
            “tapi dia ganteng juga, cocok sama kamu Na”
            “kak Aga, dia cuma teman aku aja” seru Nana.
            Sudah hampir 3 bulan hubungan keluarga Nana dengan Aga semakin dekat. Nana juga semakin akrab dengan Aga, mereka sering kontak BBM ataupun telpon-telponan bahkan sering jalan bareng bila mereka ada waktu untuk keluar. Sesekali mereka juga mengajak kak Rendy untuk menemani mereka jalan. Kak Rendy tak banyak bicara saat mereka jalan bertiga. Nana terlihat begitu sayang kepada Aga. Begitupun sebaliknya, Aga juga terlihat sangat perhatian dengan Nana, adik temannya sendiri.
            Kali ini mereka bertiga jalan ke Malang tempat nenek Nana dan Rendy tinggal. Tak lupa Nana juga mengajak kedua sahabatnya karena sekolah sedang diliburkan 1 minggu. Mobil terasa penuh karena barang-barang yang dibawa lumayan banyak karena rencananya mereka akan menghabiskan waktu di Malang selama 6 hari. Sekitar 3 jam perjalanan, merekapun telah sampai dirumah nenek Nana, nenek yang melihat cucu-cucunya datang sangat bahagia ditambah mereka membawa teman-temannya.
            Nenek membuat minuman untuk tamu-tamunya. Tidak ingin menyianyikan waktu, mereka berjalan ke teras rumah nenek dan melihat indahnya kota Malang. Saat Cesil, Sasya dan Kak Rendy sibuk berfoto9 Kak Aga meraih tanganku dan menggenggamnya membuat Nana terkejut.
            “Nana, pemandangan disini indah ya?”
            “ehh… i… iya kak” ucap Nana gugup.
            “disini serasa diPuncak deh Na”
            “masak sih kak, emang kakak udah pernah ke Puncak?”
            “udah sih tapi cuma sekali”
            “pasti enak ya kak disana?”
            “iya, Na” Agasi mengelus rambut panjang Nana yang tergurai.
            Setelah agak lama bercakap-cakap, Agasi mengeluarkan ponsel yang ada di saku jaketnya untuk menyempatkan berfoto9  dengan Nana. Entah sengaja atau tidak, tangan Aga merangkul pundak Nana dengan lembut membuat jantung Nana berdetak semakin tak beraturan. Mereka tersenyum ke arah kamera   begitu juga Nana yang ingin berfoto bersama Aga denngan ponselnya.
            Malam harinya, Nana masih terpikir hal apa yang terjadi tadi siang. Nana merasakan hal yang tidak wajar, ia  bertanya pada dirinya sendiri. Apakah aku menyayanginya selama ini. Atau aku mencintainya? Mungkin. Tapi apakah aku berani mengungkapkan hal itu?. Aku tidak sanggup bila harus memendamnya sendiri. Pertanyaan itu selalu ada di pikiran Nana. Hingga makan malam bersamapun Nana hanya diam dan tidak berani memandang Aga. Saat Nana duduk diteras dan memandang bintang-bintang dilangit dengan penuh tanya Aga datang menghampirinya.
            Mereka berdua mengobrol dibawah rembulan malam. Nana yang sudah tidak sanggup memendamnya cintanya lalu mengutarakan cintanya pada Aga. Aga yang tidak tahu harus menjawab apa hanya bisa memeluk Nana. Tidak jauh dari mereka kak Rendy sedang mengamati adiknya yang sedang menyatakan cinta pada temannya.
            Sudah 2 minggu ini Aga jarang ke rumah Nana membuat dirinya gelisah. Saat di sekolah kedua sahabatnya menghiburnya begitu juga dengan Anton. Tidak ingin temannya terus terlarut dalam kesedihannya Anton mengajak Nana pergi menonton Film kebetulan kakaknya memberinya tapi ia tidak bisa mengajak Cesil dan Sasya karena ia hanya punya 2 tiket saja. Cesil dan Sasya kecewa tapi walaupun begitu mereka tidak mempermasalahkannya lagipula mereka juga tidak ingin Nana sepert ini.
            Saat berjalan disekitar gedung bioskop, mereka tidak sengaja bertemu dengan Aga. Nana melihat Aga tidak datang sendiri melainkan dengan seorang gadis yang sepertinya pacarnya. Anton yang melihat itu mencoba menghalangi Nana untuk bertemu dengan Aga namun telat baginya karena Aga juga sudah melihatnya. Nana bicara empat mata dengan Ega.
            “sekarang kamu tahu kan kenapa aku tidak menjawab cintamu?” Tanya Aga. Nana mengangguk sedih.
            “jika kakak sudah punya pacar kenapa kakak selalu bersikap seperti itu padaku?” Aga hanya bisa minta maaf.
            “seharusnya kakak tidak perlu bersikap seperti padaku. Karena sikapmu itu aku menyukaimu dan terus menerus menunggumu yang hilang selama 2 minggu ini”.
            “maafkan aku” ucap Aga.
            “saat aku menyatakan cinta padamu seharusnya kamu menolakku langsung bukannya memelukku dan menghilang setelah itu” Nana menangis.
            “sekarang aku tahu apa yang harus ku perbuat, seperti teman-temanku bilang aku harus melupakan dirimu dan menganggap apa yang pernah kamu lakukan itu hanya sebagai hubungan kakak dengan adiknya bukan sebagai pria dan wanita” Nana menghentikan tangisannya dan melangkah pergi mencari Anton. Anton yang menyadari Nana mencoba menyembunyikan tangisannya memberinya pelukan. Dalam dekapan Anton, Nana tak kuasa menahan air matanya dan menangis.
            “tidak apa-apa disini masih banyak yang peduli denganmu” Ucap Anton menenangkan Nana. Dalam tangisnya Nana memohon agar Anton merahasiakan masalanya. Anton mengangguk meyetujuinya.
            Dirumah Susana hati Nana belum stabil, ia terus menangis. Kak Rendy yang melihat adiknya ikut sedih. Bagaimana juga dia merasa bersalah dengan hubungan Nana  dan Aga.
            2 minggu lalu.
            Setelah melihat pernyataan cinta adiknya kepada temannya. Kak Rendy menghampiri Aga, ia menyalahkan temannya yang membuat adiknya jatuh cinta dengannya.
            “sudah kubilang seharusnya kamu tidak bersikap berlebihan pada adikku” ucap Kak Rendy.
            “adikku sangat polos jika kamu terus bersikap seperti itu padanya dia akan salah paham denganmu seperti ini” Aga hanya bisa menatap temannya yang terus memarahinya.
            “lalu apa yang harus kukatakan pada adikku sekarang?” Tanya kak Rendy.
            “berkata bahwa dirimu sudah memiliki pacar dan adikku harus menyudahi hubungannya denganmu? Huh?”
            “aku tahu. Tapi jika kamu mengatakan seperti itu pada adikmu dia pasti akan sedih. Kamu tenang saja aku akan tanggung jawab aku akan menghilang dari Nana dan kalian”
            Kak Rendy sedih mendengarnya. Bukan maksudnya dia harus menjauh dari Nana dan keluarganya tapi hanya saja dia tidak ingin melihat adiknya terluka walaupun mereka sering bertengkar tapi Rendy tetaplah kakak yang harus melindungi adiknya. Kak Rendy bingung harus berbuat apa dia tidak ingin adiknya terluka tapi dia juga tidak ingin hubungan adik dan temannya berakhir.

            Sudah 3 hari berlalu, Nana terus saja bersedih dia tidak semangat berangkat sekolah. Kedua sahabatnya dan Anton datang menghapirinya. Nana yang tidak ingin rahasianya diketahui mencoba bersikap biasa kepada teman-temannya. “diluar dia bersikap biasa saja tapi dalam hatinya ia terluka” bisik Anton dalam hatinya.
            “Na, kita jalan yuk? Ku dengar hari ini film terbaru Zack Efron dirilis” ajak Cesil.
            “iya nih sekalian aku kangen makan bareng diluar” Nana menyetujuiya.
            Merekapun menonton film terbaru di bioskop. Saat masuk ke ruang theater mereka dikagetkan dengan begitu banyak pasangan yang menonton film bersama. Wajar saja karena film yang mereka tonton kali ini memang film yang pas buat muda-mudi berpacaran.
            “coba kak Aga tidak sibuk pasti kamu bisa nonton bersama seperti mereka, Na” Sasya menunjuk salah satu pasangan dekat mereka. “andai saja mereka tahu, orang itu tidak sibuk melainkan meninggalkan Nana dan memiliki wanita lain” batin Anton. Anton hanya bisa mengelus rambut Nana. Nana membalasnya dengan senyuman.
            Nana berniat membersihkan semua kenangan yang dia miliki bersama Aga. Dia menghapus semua foto mereka saat berdua, tidak pernah menanyakan keberadaan kak Aga pada Kakaknya, menghapus nomornya, menghapus kontak BBM dan lain-lainya. Berbeda dengan Aga yang mulai dilupakan oleh Nana, Anton berada dalam keadaan sebaliknya. Dia menjadi sangat dekat dengan Nana. Jika biasanya dia pergi bersama dengan Nana dan dua sahabat lainnya sekarang dia sering keluar bersama hanya berdua tentunya tanpa sepengetahuan keluarga dan sahabatnya.
            “Apa yang sedang kamu lakukan?” tulis Nana pada pesannya.
            “sedang membaca buku” balas Anton.
            “Harry Potter lagi?” tanyanya.
            “Ya, apa yang kamu lakukan sekarang?” balik Anton.
            “bukankah kamu sduah membaca novel itu lebih dari tiga kali? Harry Potter pasti sudah merasuki otakmu. Aku? Bersiap untuk tidur”
         “ya, kamu benar aku sungguh tergila-gila dengan Harry Potter. Andai saja aku memiliki sihir sepertinya pasti aku sudah bisa mendapatkan apa saja yang aku mau dengan mudah”
            “memang apa yang inginkan?” Tanya Nana.
      “Aku menyukai seseorang tapi aku tidak berani mengungkapkannya. Gadis itu belum lama ini dicampakan oleh kekasihnya. Aku takut jika aku mengungkapkannya dia tidak menerimaku” jelas Anton.
            Nana sedih mendengarkan sahabatnya yang sedang jatuh cinta tapi tidak berani mengungkapkannya. Tapi Nana tertarik dengan wanita yang diceritakan Anton karena kisah gadis itu seperti yang ia alami.
            “siapa gadis itu? Kenapa kamu tidak pernah mengenalkannya padaku dan yang lain? Sepertinya nasibnya sama denganku, kekekeJ
            “kenapa kamu masih bertanya siapa gadis itu? Bukankah itu sudah jelas dirimu? Siapa lagi orang yang selama ini bersamaku?” bisik Anton dalam hatinya setelah membaca pesan dari Nana.
            “Jika aku sudah siap aku akan mengenalkannya padamu. Aku sudah selesai membaca jadi mari kita tidur”
            “baiklah, selamat malam” tulis Nana.
            “selamat malam” balasnya.


            Anton mengirim pesan mengajak bertemu dengan Nana. “kamu bilang kamu ingin bertemu dengan gadis yang kusukai bukan? datanglah ke Restoran Permata” tulis Anton dalam pesannya.

- BERSAMBUNG -

by : AshaAzolla & Inggar Diana

Tidak ada komentar: