Laman

14/05/14

FANFIC: " KEKASIHKU ADIKKU"



Cast     :
-          Lee Junho 2PM
-          Kim So Eun
By        : Asha Dwijayanti (@ashaazolla)

Selamat membaca Readers…..J

                Junho dan Soeun. Pasangan kekasih ini baru saja merayakan 2 bulan hubungan mereka.
                “oppa, kapan kamu mau menemui ibuku?” Junho yang sering menolak bertemu dengan ibu Soeun menyetujui untuk bertemu.
                “bagaimana jika lusa? Oppa tidak sibuk, kan?” Tanya Soeun.
                “baiklah” jawab Junho sambil mencium pipi Soeun.
            Junho mendatangi rumah Soeun, ia mengenalkan diri sebagai kekasih Soeun. Ibu yang melihat putrinya memiliki kekasih seperti itu seperti itu.
                “Apa pekerjaanmu?” Tanya ibu.
                “aku hanya karyawan biasa” Ibu tersenyum melihat Junho begitu terbuka padanya.
                “kamu sangat tampan siapa orang tuamu?” Tanya ibu.
            “oppa, kamu membawa fotonya, kan? Biarkan ibuku melihatnya” Junho mengangguk dan mengambil sebuah fotonya dengan ayahnya lalu memberikannya pada ibu. Sesaat ibu kaget melihat foto itu tapi ia menyembunyikannya. Ibu beralasan perutnya sakit jadi ingin ke toilet sebentar.
                “sepertinya ibuku bermasalah dengan lambungnya lagi, aku akan mengeceknya” kata Soeun pada junho. Soeun bertanya dengan ibu yang ada didalam toilet, “apa ibu baik-baik saja?”
                “perutku hanya sakit sedikit tak apa-apa, temui saja dia” ucap ibu.
               Sepeninggal Soeun, ibu mengeluarkan sebuah foto dari sakunya. “apakah dia joon-ku?” Tanya ibu.
                Tak berapa lama ibu kembali. Ia meminta maaf karena perutnya tiba-tiba bermasalah.Ibu bertanya kenapa difoto itu hanya ada Junho dan Ayahnya. “Ayahku bilang, ibuku meninggal saat aku masih kecil” jelas Junho.
                “Joonie maafkan aku” ucap ibu dalam hati.
                Keesokan harinya, ibu bertemu dengan seseorang. “lama tidak bertemu?” sapa ibu pada orang itu. “bagaimana kabarmu?” Tanya orang itu yang ternyata ayah Junho.
                “aku baik-baik saja, bagaiman denganmu?”
                “sama sepertimu”
             “Insoo-shi, kamu tahukan setelah aku mengakhiri hubungan denganmu aku kemudain menikah lagi?” Ayah mengangguk.
                “benarkah kamu mengganti nama Joonie kita?” Ayah mengangguk lagi.
                “tapi darimana kamu tahu?” Tanya Ayah heran.
                “Ayah Joonie bisakah kamu membantuku dan anak-anak kita?” ucap ibu.
                “Soeun tidak tahu kalau ayahnya saat ini bukanlah ayah kandungnya, ia juga tidak tahu bahwa dia memiliki seorang kakak” lanjutnya.
                “maafkan aku juga, karena berkata pada joonie kita bahwa ibunya sudah meninggal” kata Ayah sendu.
              “tidak apa bukannya lebih baik seperti itu berkata bahwa ibunya sudah meninggal daripada berkata ibunya menikah dengan pria lain?” Ayah hanya mengangguk sedih.
                “Joonie kita apa dia sedang berpacaran saat ini?” Ayah menggangguk tapi bertanya darimana ibu mengetahui itu.
                “Joonie kita berpacaran dengan adiknya” Ayah kaget mendengarnya.
           “awalnya aku juga tahu ini bisa terjadi tapi saat Soeun kita mengenalkan pacarnya padaku dan memperlihatkan foto keluarganya aku sangat sedih. Anak-anak kita tidak mengetahui kebenarannya tapi mereka sekarang bertemu dan berpacaran. Bisakah kamu membantuku?” Ayah yang masih kaget mendengar itu hanya bisa menghela nafas ia sadar bahwa ini juga karena kesalahannya dimasa lalu.
                Hari ini Junho ingin mengenalkan Soeun pada ayahnya. Ayah menyambutnya denga baik. Soeun mengenalkan dirinya. Ayah berkata ia sudah mengenalnya. Soeun senang mengetahui Ayah Junho sudah mengenalnya.
                “bolehkah aku meminta tolong padamu?” ucap Ayah. Soeun menerimanya dengan senang hati.
            “aku mohon padamu akhiri hubunganmu dengan putraku” Junho tersentak kaget mendengar ayahnya berkata seperti itu. Begitu juga dengan Soeun senyumnya pudar saat mendengar itu.
             “Junho, seperti yang kamu lihat dia hanya putra dari seorang buruh yang tinggal dirumah kecil ini. Tidak sebanding denganmu yang berasal dari keluarga terhormat. Soeun-i, sebagi ayah Junho aku mohon padamu akhiri hubungan kalian” ucap Ayah lalu meninggalkan mereka berdua.
              Junho yang masih kaget dengan apa yang ayahnya lakukan mencoba menenangkan Soeun. “Soeun-i, dengarkan oppa ayahku seperti dia sedang lelah jadi  dia berkata seperti itu”
                “ayahmu pasti sangat lelah, temuilah dia aku akan pulang”
           Didalam mobil, Soeun menangis tersedu-sedu ia tak menyangka Ayah Junho menyuruhnya mengakhiri hubungannya. Junho menghampiri ayahnya. “kenapa Ayah seperti itu?” Ayah diam.
                “bukankah ayah pernah bilang padaku, tidak peduli dengan siapa aku berhubungan yang penting jika aku bahagia itu sudah cukup dimata ayah, tapi kenapa ayah menyuruh kami putus?”
              Ayah bangkit dari tidurnya. “sudahku bilang kalian dari kalangan yang berbeda. Cepat akhiri hubungan kalian!” bentak ayah. Junho yang kesal dengan ayahnya keluar dengan membanting pintu. Ayah sedih melihat anaknya seperti itu, “maafkan ayah tapi ini yang terbaik untukmu. Soeun adalah adikmu” batin Ayah.
                Ayah Junho dan Ibu Soeun bertemu lagi . Mereka berbicara dengan anak mereka yang sudah tumbuh dewasa. Tak sengaja Soeun dan Junho yang sedang menikmati kencan bertemu dengan kedua orang tua mereka di restroran. Mereka menghampiri keduanya. “paman..?” panggil  Soeun. Sontak Ayah dan Ibu menoleh.
                   “bibi, sejak kapan anda kenal dengan ayahku?” Tanya Junho.
                “Joonie-a?” Junho kaget nama yang biasa diucapkan oleh ayahnya saat memanggilnya terlontar dari mulut ibu Soeun.
                Junho dan Ayah sudah berada dirumah mereka. Junho marah karena Ayah telah menyimpan rahasia besar darinya dan juga berbohong. “maafkan, Ayah..” .
                  “kenapa Ayah menyembunyikan ini dariku? Karena rahasia ini aku tidak tahu jika ibu kandungku masih hidup dan sekarang aku berpacaran dengan adik kandungku sendiri!?” Junho yang tak kuat dengan rasanya menitiskan air matanya.
                  “jadi alas an ayah menyuruh kami putus karena ini, kan?” lanjutnya.
                “maafkan, Ayah. Andai saja saat itu ekonomi keluarga kita baik-baik saja mungkin kamu tidak akan terpisah dari ibu dan juga adikmu, maafkan aku…” Ayah menangis.
                Di rumah, Soeun mengurung diri dikamar dia tidak terima Junho yang selama ini menjadi pacarnya ternyata kakak kandungnya sendiri. “kenapa mereka menyembunyikan ini dariku dan oppa?” umpat Soeun dalam tangisnya. Ibu yang mendengarnya anaknya menangis dari luar ikut menangis ia menyesal tidak tidak mengatakan kondisi keluarga sebenarnya.
                Ibu mengunjungi Ayah Junho di kantornya. Dia mengatakan kondisi Soeun yang sudah berapa hari ini tidak mau makan dan terus mengurung diri dikamarnya.
                “bagaimana dengan Joonie-ku?” Tanya Ibu.
             Ayah menghela nafas, “aku belum bertemu dengannya semenjak kejadian itu ia pergi dan menginap dikantor”. Ibu sedih mendengarnya baik putri maupun putranya menjadi seperti ini karena dirinya.
                “Apa yang harus kulakukan?” ucap Ibu. Setelah bertemu dengan ayah, ibu mencoba mengunjungi Junho dikantornya. Mereka mengobrol berdua di café dekat kantor.
                “Maafkan, aku” ucap Ibu.
                “25 tahun lalu, jika aku tidak memutuskan bercerai dengan ayahmu dan menikah lagi mungkin ini tidak akan terjadi”
               “karena kondisi yang tak memungkinkan aku dan ayahmu memutuskan bercerai. Saat itu kondisiku baru saja melahirkan adikmu, Soeun. Aku merasa tidak sanggup jika harus membesarkannya sendiri jadi aku menikah lag dengan pria laini” jelas Ibu.
                “aku tidak masalah dengan itu, tapi kenapa ibu tidak membawaku bersamamu?” Tanya Junho.
                “walaupun kita bercerai, aku dan ayahmu tetap ingin memiliki anak. Karena tidak memungkinkan membawa kalian berdua jadi kami memutuskan untuk membawa satu dari kalian. Tapi setelah aku menikah dengan suamiku sekarang aku sempat mencarimu dan juga ayahmu ke rumah. Tapi rumah itu tidak kosong dan aku tidak tahu dimana keberadaan kalian”
                “jika ibu tidak tahu keberadaan kami, bagaimana bisa ibu bertemu dengan ayah direstoran? Sejak kapan kalian kembali bertemu lagi?”
                “saat pertama kali kamu ke rumah dengan Soeun sebagai kekasihnya  dan menunjukan fotomu dan juga ayahmu, saat itulah aku mengetahui kalau kamu anakku”.
                “Junho-ya ku mohon maafkan aku dan ayahmu” ucap ibu namun diralat kembali, “ah, tidak. Kita tidak pantas dimaafkan oleh kalian. Tapi, Junho-ya udara sangat dingin kembalilah ke rumah jangan tidur dikantor seperti ini lagi tak apa jika kamu tidak memaafkan kami tapi kembalilah Ayahmu mengkhawatirkan dirimu” Junho berpikir dan teringat dengan Soeun.
                “sudah beberapa hari ini dia tidak mau makan dan hanya mengurung dirinya dikamar” ucap Ibu.
           Seperti ucapan ibu, Soeun tetap mengurung dirinya dikamar. Makanan yang dibawakan oleh pembantunya juga tidak disantap olehnya. Ayah yang mengkhawatirkan putrinya hanya bisa menatap dan berdoa dari luar rumah. Dalam hatinya ayah berdoa agar kedua anaknya baik-baik saja.
                Keesokan harnya, seseorang  memencet bel rumah Soeun. Ibu membukanya dan melihat Junho disana. Junho minta ijin untuk berbicara empat mata dengan Soeun. Ibu mengiyakan.
                “kenapa kamu seperti in?” ucap Junho mengelus rambut Soeun. Soeun bangkit dari tidurnya.    “oppa, mari kita akhiri hubungan ini” awalnya Junho kaget Soeun berkata seperti itu tapi dia menyetujuinya.
        “Soeun-ni, kedatanganku kemari juga ingin mengatakan hal itu. Tapi karena kamu yang mengucapkannya lebih dulu dariku aku merasa lega” ucap Junho.
                “hubungan kita mungkin berakhir, tapi dengan keadaan kita yang sekarang aku akan tetap menjadi oppa-mu” Junho memeluk Soeun.
              2 Minggu kemudian. Ayah tiri Soeun kembali dari Amerika. Soeun dan Ibu menyambut kedatangan ayah dengan bahagia karena sudah lama tidak bertemu. Disana juga ada Junho. Ibu mengenalkan Junho sebagai putranya yang selama ini dicariya. Ayah menyapa Junho, “aku sudah mendengar banyak tentang dirimu dari ibumu dan” Ayah menghentikan ucapannya.
                “kamu terlihat tampan, kenapa anak yang terlahir dari rahim istriku dikarunia wajah seperti ini? Sepertinya Ayahmu sangat tampan?” Junho tersenyum mendengarnya. “ayahku memang sangat tampan” ucap Junho membuat tawa semua orang.
                Ibu menjauh dari mereka dan menelpon ayah Junho, “bolehkah dia bermalam dirumahku hari ini? Suamiku meyambut baik dirinya, mungkin jika dia bermalam atau menginap berapa hari ini suamiku dan Junho bisa akrab lebih cepat” ucap Ibu.
                “syukurlah jika suamimu menyambut baik joonie kita”
                “apa kamu tidak apa-apa, jika Junho menginap dirumahku?” Tanya Ibu khawatir.
                “jika Junho sedang sibuk dengan pekerjaannya aku sudah biasa tidur sendiri. Kamu sudah lama tidak bertemu dengannya, habiskan saja waktu bersamanya” ucap ayah.
            “terima kasih, aku juga akan menyuruh Soeun kita agar sering menamanimu” ucap Ibu lalu mengakhiri teleponnya. Ibu kembali ke ruang keluarga, ia melihat kedua anaknya dan juga suaminya sedang bercanda ria.
                “oh iya Ayah hampir lupa, kamu bilang kamu akan mengenalkan pacarmu pada ayah?” Tanya ayah pada Soeun.
                Soeun menatap Junho, “kami sudah putus beberapa waktu lalu”. Ibu menatap kedua anaknya sedih.
                Ayah yang mengetahui putrinya sedang patah hati mencoba menghiburku. “Putriku baru saja putus dengan pacarnya. Junho-ya bisakah kamu mengenalkan temanmu pada adikmu ini?” canda Ayah.
                “temanku? Kenapa tidak aku saja?” sontak semua menoleh ke arah Junho.
                “aku hanya bercanda, Soeun adalah adikku mana mungkin aku berpacaran dan menikahinya?” membuat tawa semua orang.


-The End -

Tidak ada komentar: