Cast :
-
Lee Junho 2PM
-
Kim So Eun
By :
Asha Dwijayanti (@ashaazolla)
Selamat membaca Readers…..J
Junho dan Soeun. Pasangan kekasih ini baru saja
merayakan 2 bulan hubungan mereka.
“oppa, kapan kamu mau menemui ibuku?” Junho yang
sering menolak bertemu dengan ibu Soeun menyetujui untuk bertemu.
“bagaimana jika lusa? Oppa tidak sibuk, kan?” Tanya
Soeun.
“baiklah” jawab Junho sambil mencium pipi Soeun.
Junho mendatangi rumah Soeun, ia mengenalkan diri
sebagai kekasih Soeun. Ibu yang melihat putrinya memiliki kekasih seperti itu
seperti itu.
“Apa pekerjaanmu?” Tanya ibu.
“aku hanya karyawan biasa” Ibu tersenyum melihat
Junho begitu terbuka padanya.
“kamu sangat tampan siapa orang tuamu?” Tanya ibu.
“oppa, kamu membawa fotonya, kan? Biarkan ibuku
melihatnya” Junho mengangguk dan mengambil sebuah fotonya dengan ayahnya lalu
memberikannya pada ibu. Sesaat ibu kaget melihat foto itu tapi ia
menyembunyikannya. Ibu beralasan perutnya sakit jadi ingin ke toilet sebentar.
“sepertinya ibuku bermasalah dengan lambungnya lagi,
aku akan mengeceknya” kata Soeun pada junho. Soeun bertanya dengan ibu yang ada
didalam toilet, “apa ibu baik-baik saja?”
“perutku hanya sakit sedikit tak apa-apa, temui saja
dia” ucap ibu.
Sepeninggal Soeun, ibu mengeluarkan sebuah foto dari
sakunya. “apakah dia joon-ku?” Tanya ibu.
Tak berapa lama ibu kembali. Ia meminta maaf karena
perutnya tiba-tiba bermasalah.Ibu bertanya kenapa difoto itu hanya ada Junho
dan Ayahnya. “Ayahku bilang, ibuku meninggal saat aku masih kecil” jelas Junho.
“Joonie maafkan aku” ucap ibu dalam hati.
Keesokan harinya, ibu bertemu dengan seseorang. “lama
tidak bertemu?” sapa ibu pada orang itu. “bagaimana kabarmu?” Tanya orang itu
yang ternyata ayah Junho.
“aku baik-baik saja, bagaiman denganmu?”
“sama sepertimu”
“Insoo-shi, kamu tahukan setelah aku mengakhiri
hubungan denganmu aku kemudain menikah lagi?” Ayah mengangguk.
“benarkah kamu mengganti nama Joonie kita?” Ayah
mengangguk lagi.
“tapi darimana kamu tahu?” Tanya Ayah heran.
“Ayah Joonie bisakah kamu membantuku dan anak-anak
kita?” ucap ibu.
“Soeun tidak tahu kalau ayahnya saat ini bukanlah
ayah kandungnya, ia juga tidak tahu bahwa dia memiliki seorang kakak”
lanjutnya.
“maafkan aku juga, karena berkata pada joonie kita
bahwa ibunya sudah meninggal” kata Ayah sendu.
“tidak apa bukannya lebih baik seperti itu berkata
bahwa ibunya sudah meninggal daripada berkata ibunya menikah dengan pria lain?”
Ayah hanya mengangguk sedih.
“Joonie kita apa dia sedang berpacaran saat ini?”
Ayah menggangguk tapi bertanya darimana ibu mengetahui itu.
“Joonie kita berpacaran dengan adiknya” Ayah kaget
mendengarnya.
“awalnya aku juga tahu ini bisa terjadi tapi saat
Soeun kita mengenalkan pacarnya padaku dan memperlihatkan foto keluarganya aku
sangat sedih. Anak-anak kita tidak mengetahui kebenarannya tapi mereka sekarang
bertemu dan berpacaran. Bisakah kamu membantuku?” Ayah yang masih kaget
mendengar itu hanya bisa menghela nafas ia sadar bahwa ini juga karena
kesalahannya dimasa lalu.
Hari ini Junho ingin mengenalkan Soeun pada ayahnya.
Ayah menyambutnya denga baik. Soeun mengenalkan dirinya. Ayah berkata ia sudah
mengenalnya. Soeun senang mengetahui Ayah Junho sudah mengenalnya.
“bolehkah aku meminta tolong padamu?” ucap Ayah.
Soeun menerimanya dengan senang hati.
“aku mohon padamu akhiri hubunganmu dengan putraku”
Junho tersentak kaget mendengar ayahnya berkata seperti itu. Begitu juga dengan
Soeun senyumnya pudar saat mendengar itu.
“Junho, seperti yang kamu lihat dia hanya putra dari
seorang buruh yang tinggal dirumah kecil ini. Tidak sebanding denganmu yang
berasal dari keluarga terhormat. Soeun-i, sebagi ayah Junho aku mohon padamu
akhiri hubungan kalian” ucap Ayah lalu meninggalkan mereka berdua.
Junho yang masih kaget dengan apa yang ayahnya lakukan
mencoba menenangkan Soeun. “Soeun-i, dengarkan oppa ayahku seperti dia sedang
lelah jadi dia berkata seperti itu”
“ayahmu pasti sangat lelah, temuilah dia aku akan
pulang”
Didalam mobil, Soeun menangis tersedu-sedu ia tak
menyangka Ayah Junho menyuruhnya mengakhiri hubungannya. Junho menghampiri
ayahnya. “kenapa Ayah seperti itu?” Ayah diam.
“bukankah ayah pernah bilang padaku, tidak peduli
dengan siapa aku berhubungan yang penting jika aku bahagia itu sudah cukup
dimata ayah, tapi kenapa ayah menyuruh kami putus?”
Ayah bangkit dari tidurnya. “sudahku bilang kalian
dari kalangan yang berbeda. Cepat akhiri hubungan kalian!” bentak ayah. Junho
yang kesal dengan ayahnya keluar dengan membanting pintu. Ayah sedih melihat
anaknya seperti itu, “maafkan ayah tapi ini yang terbaik untukmu. Soeun adalah
adikmu” batin Ayah.
Ayah Junho dan Ibu Soeun bertemu lagi . Mereka
berbicara dengan anak mereka yang sudah tumbuh dewasa. Tak sengaja Soeun dan
Junho yang sedang menikmati kencan bertemu dengan kedua orang tua mereka di
restroran. Mereka menghampiri keduanya. “paman..?” panggil Soeun. Sontak Ayah dan Ibu menoleh.
“bibi, sejak kapan anda kenal dengan ayahku?” Tanya
Junho.
“Joonie-a?” Junho kaget nama yang biasa diucapkan
oleh ayahnya saat memanggilnya terlontar dari mulut ibu Soeun.
Junho dan Ayah sudah berada dirumah mereka. Junho
marah karena Ayah telah menyimpan rahasia besar darinya dan juga berbohong.
“maafkan, Ayah..” .
“kenapa Ayah menyembunyikan ini dariku? Karena
rahasia ini aku tidak tahu jika ibu kandungku masih hidup dan sekarang aku
berpacaran dengan adik kandungku sendiri!?” Junho yang tak kuat dengan rasanya
menitiskan air matanya.
“jadi alas an ayah menyuruh kami putus karena ini,
kan?” lanjutnya.
“maafkan, Ayah. Andai saja saat itu ekonomi keluarga
kita baik-baik saja mungkin kamu tidak akan terpisah dari ibu dan juga adikmu,
maafkan aku…” Ayah menangis.
Di rumah, Soeun mengurung diri dikamar dia tidak
terima Junho yang selama ini menjadi pacarnya ternyata kakak kandungnya
sendiri. “kenapa mereka menyembunyikan ini dariku dan oppa?” umpat Soeun dalam
tangisnya. Ibu yang mendengarnya anaknya menangis dari luar ikut menangis ia
menyesal tidak tidak mengatakan kondisi keluarga sebenarnya.
Ibu mengunjungi Ayah Junho di kantornya. Dia mengatakan
kondisi Soeun yang sudah berapa hari ini tidak mau makan dan terus mengurung
diri dikamarnya.
“bagaimana dengan Joonie-ku?” Tanya Ibu.
Ayah menghela nafas, “aku belum bertemu dengannya
semenjak kejadian itu ia pergi dan menginap dikantor”. Ibu sedih mendengarnya
baik putri maupun putranya menjadi seperti ini karena dirinya.
“Apa yang harus kulakukan?” ucap Ibu. Setelah bertemu
dengan ayah, ibu mencoba mengunjungi Junho dikantornya. Mereka mengobrol berdua
di café dekat kantor.
“Maafkan, aku” ucap Ibu.
“25 tahun lalu, jika aku tidak memutuskan bercerai
dengan ayahmu dan menikah lagi mungkin ini tidak akan terjadi”
“karena kondisi yang tak memungkinkan aku dan ayahmu
memutuskan bercerai. Saat itu kondisiku baru saja melahirkan adikmu, Soeun. Aku
merasa tidak sanggup jika harus membesarkannya sendiri jadi aku menikah lag
dengan pria laini” jelas Ibu.
“aku tidak masalah dengan itu, tapi kenapa ibu tidak
membawaku bersamamu?” Tanya Junho.
“walaupun kita bercerai, aku dan ayahmu tetap ingin
memiliki anak. Karena tidak memungkinkan membawa kalian berdua jadi kami
memutuskan untuk membawa satu dari kalian. Tapi setelah aku menikah dengan
suamiku sekarang aku sempat mencarimu dan juga ayahmu ke rumah. Tapi rumah itu
tidak kosong dan aku tidak tahu dimana keberadaan kalian”
“jika ibu tidak tahu keberadaan kami, bagaimana bisa
ibu bertemu dengan ayah direstoran? Sejak kapan kalian kembali bertemu lagi?”
“saat pertama kali kamu ke rumah dengan Soeun sebagai
kekasihnya dan menunjukan fotomu dan
juga ayahmu, saat itulah aku mengetahui kalau kamu anakku”.
“Junho-ya ku mohon maafkan aku dan ayahmu” ucap ibu
namun diralat kembali, “ah, tidak. Kita tidak pantas dimaafkan oleh kalian.
Tapi, Junho-ya udara sangat dingin kembalilah ke rumah jangan tidur dikantor
seperti ini lagi tak apa jika kamu tidak memaafkan kami tapi kembalilah Ayahmu
mengkhawatirkan dirimu” Junho berpikir dan teringat dengan Soeun.
“sudah beberapa hari ini dia tidak mau makan dan
hanya mengurung dirinya dikamar” ucap Ibu.
Seperti ucapan ibu, Soeun tetap mengurung dirinya
dikamar. Makanan yang dibawakan oleh pembantunya juga tidak disantap olehnya.
Ayah yang mengkhawatirkan putrinya hanya bisa menatap dan berdoa dari luar
rumah. Dalam hatinya ayah berdoa agar kedua anaknya baik-baik saja.
Keesokan harnya, seseorang memencet bel rumah Soeun. Ibu membukanya dan
melihat Junho disana. Junho minta ijin untuk berbicara empat mata dengan Soeun.
Ibu mengiyakan.
“kenapa kamu seperti in?” ucap Junho mengelus rambut
Soeun. Soeun bangkit dari tidurnya. “oppa,
mari kita akhiri hubungan ini” awalnya Junho kaget Soeun berkata seperti itu
tapi dia menyetujuinya.
“Soeun-ni, kedatanganku kemari juga ingin mengatakan hal
itu. Tapi karena kamu yang mengucapkannya lebih dulu dariku aku merasa lega”
ucap Junho.
“hubungan kita mungkin berakhir, tapi dengan keadaan
kita yang sekarang aku akan tetap menjadi oppa-mu” Junho memeluk Soeun.
2 Minggu kemudian. Ayah tiri Soeun kembali dari Amerika.
Soeun dan Ibu menyambut kedatangan ayah dengan bahagia karena sudah lama tidak
bertemu. Disana juga ada Junho. Ibu mengenalkan Junho sebagai putranya yang
selama ini dicariya. Ayah menyapa Junho, “aku sudah mendengar banyak tentang
dirimu dari ibumu dan” Ayah menghentikan ucapannya.
“kamu terlihat tampan, kenapa anak yang terlahir dari
rahim istriku dikarunia wajah seperti ini? Sepertinya Ayahmu sangat tampan?” Junho
tersenyum mendengarnya. “ayahku memang sangat tampan” ucap Junho membuat tawa
semua orang.
Ibu menjauh dari mereka dan menelpon ayah Junho,
“bolehkah dia bermalam dirumahku hari ini? Suamiku meyambut baik dirinya,
mungkin jika dia bermalam atau menginap berapa hari ini suamiku dan Junho bisa
akrab lebih cepat” ucap Ibu.
“syukurlah jika suamimu menyambut baik joonie kita”
“apa kamu tidak apa-apa, jika Junho menginap
dirumahku?” Tanya Ibu khawatir.
“jika Junho sedang sibuk dengan pekerjaannya aku
sudah biasa tidur sendiri. Kamu sudah lama tidak bertemu dengannya, habiskan
saja waktu bersamanya” ucap ayah.
“terima kasih, aku juga akan menyuruh Soeun kita agar
sering menamanimu” ucap Ibu lalu mengakhiri teleponnya. Ibu kembali ke ruang
keluarga, ia melihat kedua anaknya dan juga suaminya sedang bercanda ria.
“oh iya Ayah hampir lupa, kamu bilang kamu akan
mengenalkan pacarmu pada ayah?” Tanya ayah pada Soeun.
Soeun menatap Junho, “kami sudah putus beberapa waktu
lalu”. Ibu menatap kedua anaknya sedih.
Ayah yang mengetahui putrinya sedang patah hati
mencoba menghiburku. “Putriku baru saja putus dengan pacarnya. Junho-ya bisakah
kamu mengenalkan temanmu pada adikmu ini?” canda Ayah.
“temanku? Kenapa tidak aku saja?” sontak semua
menoleh ke arah Junho.
“aku hanya bercanda, Soeun adalah adikku mana mungkin
aku berpacaran dan menikahinya?” membuat tawa semua orang.
-The End -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar