Cerpen kedua aku yang kubuat sama salah satu temanku di sekolah. silakan membacara readers... dan mohon maaf kalo ada kata-kata yang typo.
Mentari
pagi yang cerah menyambut hari dengan senyum terhangatnya. Seperti hari-hari
sebelumnya, seorang gadis 17 tahun bernama Nana merapikan kamar tidur serta
meja belajarnya yang masih terdapat beberapa buku yang ia pelajari semalam. Tidak
disangka waktu sudah menunjukan pukul 07.00½,
Nana terburu- buru mandi karena hari ini dia akan mengikuti ulangan matematika
dikelasnya. Mama yang mengetahui Rina kesiangan lagi segera menyuruh Nana untuk
sarapan pagi. Rina menurutinya dengan berlari.
“kamu kesiangan lagi, Na?” tanya
Papa yang heran melihat putrinya berlari seperti itu.
“iya pa, Mana jam pertama ada
ulangan”
“makanya kalau jadi anak gadis itu
harus rajin jangan kesiangan mulu dong” Ejek Kakak,
“apa sih kak Rendy? Bisanya nyalahin
Nana mulu” jawab Nana kesal.
“sudah-sudah, kalian ini kakak adik
sama aja, kaya tikus kucing aja” kata
mama.
“ah mama” seru Nana.
Papa menyuruh Nana agar berangkat
dengan Kak Rendy, Nana yang masih marah dengan kakaknya tentu saja menolak.
Melihat tingkah kedua anaknya, Papa membiarkan Nana berangkat bareng dengannya.
Nana pamit dengan Mama dan mobil BMW mewah yang ia tumpangi itu meluncur dengan
cepat. Tak sampai 20 menit mobil kami sudah sampai digerbang sekolah elit di
Surabaya itu. Sekolah Bunga Bangsa Surabaya, dimana siswanya adalah anak-anak
orang terpandang. Nana turun dari mobil dan melihat kedua sahabatnya sudah
menunggunya.
Sahabatnya mengajak Nana pergi ke
kantin sebelum masuk kelas. Mendengarnya tentu Nana menolak. Hari ini mereka
semua ada ulangan matematika. Keduaa sahabtnya terus membujuknya tapi Nana
terus menolak. “masih ada jam istirahat nanti” ucap Nana membuat kedua
sahabatnya pasrah.
Semua mata pelajaran telah usai.
Semua siswa Bunga Bangsa Surabaya School berhamburan keluar kelas begitu juga
dengan Nana dan kedua sahabatnya. Tiga sekawan itu tidak pernah terpisah di
sekolah, kecuali bila ada salah satu dari mereka yang sakit atau izin.
Nana ternyata sudah dijemput
kakaknya didepan gerbang sekolah. Tapi kali ini kakaknya tidak sendiri
melainkan dengan seorang lelaki tampan yang tingginya ± 180cm, mengenakan
kemeja warna pastel, jam tangan sangat keren, dan penampilannya membuat
teman-teman Nana yang melihat terkesima.
“Nana,,, itu siapa?” Tanya Sasya memandang
kearah lelaki itu.
“entahlah, aku juga tidak kenal Sya”
jawab Nana.
“waooowww… ganteng banget tuh Na”
kata Cesil.
“huhh… kalian itu, kalo liat cowok
dikit matanya langsung ijo, ya udah biar aku samperin kak Rendy dulu ya” kata
Nana sambil menepuk bahu sahabatnya. Nana berjalan dari halaman menuju mobil
kak Rendy membuat jantungnya berdegub
sangat kencang saat berdekatan dengan lelaki tampan itu.
“Nana, kamu kenapa sih…?” Tanya kak
Rendy mengagetkan.
“uhm, engga kok kak tapi ini siapa?”
kata Nana memandang lelaki tampan itu.
“ohh… ini temen kampus kakak, kamu mau kenalan…?”
“boleh…” jawab Nana penuh semangat.
“hai, kenalin namaku Agasi, biasa di
panggil Aga” tutur lelaki tampan itu sambil mengulurkan tangan kanannya.
“emm… namaku Nana” dengan spontan
Nana juga mengulurkan tangan kanannya.
“sudah-sudah kenalan di mobil kan
juga bisa?”sela Rendy.
“apa’an sih kak, ayo kak Aga kita
masuk ke mobil”
Kemudian mereka bertigapun masuk ke
dalam mobil pribadi milik kakak Nana itu. Didalam mobil tentunya mereka bertiga
melanjutkan perbincangan yang sempat terputus dengan bersendau-gurau. Tidak
lama kemudian mobil mereka sampai dirumah Nana yang bagaikan istana megah dipenuhi
dengan bunga-bunga di taman depan rumahnya. Disamping rumahnya juga terdapat
kolam renang dengan ukuran 4 X 6 meter. Tetapi dengan apa yang dimiliki
sekarang Nana bukan berarti dia sombong, justru itu menjadikan pribadinya suka
menolong orang dan dia juga terkenal ramah walaupun sedikit manja.
Malam itu hujan sangat lebat, cuaca
tidak mendukung Agasi pulang kerumahnya
yang terletak tidak jauh dari rumah Nana. Jam 10.00 Mama sudah tidur, kini tinggal kak Rendy, Agasi dan Nana di depan TV ruang keluarga karena Papa
masih di kantor.
“Nana, tolong buatin minum dong buat
angetin badan” pinta Kak Rendy yang langsung ditolak oleh Nana. Perkelahian
kucing dan tikus pun dimulai. Agasi yang melihatnya menawarkan diri agar
membuat minum sendiri. Mendengar itu Nana pun akhirnya setuju membuatkan minum
untuk mereka
Nana beranjak ke dapur dan membuat 2
gelas jahe hangat yang bisa menghangatkan tubuh mereka. 10 menit kemudian Nana
keluar dengan membawa 2 gelas jahe hangat dan menawarinya.
“makasih ya Na sudah merepotkan”
jawab Aga yang tak enak hati.
“sama-sama kak, Nana tidak merasa
direpotkan kok” Aga yang melihat waktu sudah mulai larut menyuruh Nana untuk
tidur. Nana yang mengetahui itu juga menyuruh Kak Aga agar menginap di rumahnya
lagipula dirumah ini ada kamar tamu yang kosong. Aga berpikir sebaiknya ia
tidur di kamar Rendy saja, dan Rendy menyetujuinya.
Kali ini Nana terbangun agak awal
karena ia sadar bahwa dirumahnya ada tamu yang masih perjaka. Nana mendengar
ada suara seperti orang yang sedang masak, Nana menghampiri danada Mama Nana
yang sedang memasak. Mama heran melihat anaknya sudah bangun, padahal biasanya
jam setengah lima dia masih molor dikamarnya dan bertanya padanya “ada apa
denganmu?”. Bukan menjawab Nana malah menawarkan diri untuk membantu Mama-Nya
memasak.
Semenjak Nana berkenalan dengan Aga dia
terlihat lebih rajin dari biasanya. 5 menit kemudian Nana sudah berada di dapur
membantu mamanya. Berniat membantu memasak Nana justru terlihat merepotkan
mama, tapi hal itu membuat mama senang karena anaknya yang manja sekarang mau
berubah. Mama Nana sepertinya masih curiga
dengan perubahan putrinya mulai mengintograsinya.
“Nana, apa sih yang bisa bikin anak
mama ini bisa berubah?”
“emm,… itu ma”
“iya, apa sayang”
“kemaren kak Rendy bawa teman pas
jemput Nana dan sekarang orangnya juga nginep di kamar kak Rendy, Ma” jelas
Nana.
“ohh… namanya Aga bukan?”
“iya, Mama tahu darimana?”
“dia memang sering kesini”
“tapi kok Nana tidak pernah lihat
sih?”
“kan Nana sekolah”
“terus, dia ngapain aja kesini ma?”
Melihat anaknya yang terus bertanya
tentang Aga membuatnya tambah curiga dan bertanya “kamu suka sama dia ya?” Nana
terdiam dia tidak tahu harus berkata apa. Tanpa Nana menjawab Mama sudah yakin kalo
putrinya menyukai teman kakaknya itu. “tenang aja Mama tahu kok kita kan
sama-sama perempuan jadi wajar kalo kamu menyukai seorang lelaki”. Nana
mengangguk dan pergi mandi.
Hari ini ada yang berbeda dari Nana,
ia berdandan cukup lama sehingga keluarganya dan Aga harus menunggunya. Begitu
Nana turun dari tangga, mereka semua terkesima melihat Nana yang biasanya cuek
dalam berpakaian menjadi sangat feminime
dan rapi. Mama yang menyadari bahwa putrinya sedang mencari perhatian Aga hanya
tersenyum.
Setelah hidangan sudah disantap
sampai habis Nana berpamitan untuk berangkat sekolah. Tapi Papa yang lelah
bekerja semalaman tidak bisa mengantarkannya begitu juga dengan Kak Rendy yang
sedang terkena flu. Nana bingung harus berbuat apa dia tidak bisa mengendarai
mobil tapi dia juga tidak biasa naik kendaraan umum. Mama yang terdiam mulai
menemukan ide dan menyuruh Aga untuk mengantar Nana ke sekolah. Semua kaget mendengar usul dari Mama tapi Aga
dengan baiknya malah menerima itu dan mengantarkan Nana dengan mobil Rendy yang
dipinjamkan padanya.
Selama diperjalanan mereka berdua
terlihat canggung tapi suasana hening itu berubah setelah Aga mencoba
memberanikan diri untuk bertanya pada Nana.
“kamu kelas berapa Na?” Tanya Aga
agak malu.
“aku kelas XII kak” jawab Nana
dengan nada agak rendah.
“sudah punya pacar?”
“hah? jangankan pacar kak, temen
cowok aja aku tidak punya”
“loh? masak cewek secantik kamu
belom punya pacar sih” sindir Aga.
“uhm ada sih kak tapi aku tidak begitu
suka dengannya”
“memangnya kenapa?”
“kepo” jawab Nana.
Selama jam pelajaran berlangsung
Nana tidak focusdengan pelajarannya, bahkan saat temannya memperingatkan
dirinya yang disuruh maju menjawab soal ke depan ia tidak mendengarkannya
sehinggu guru harus mengurnya. Nana memutuskan untuk ke toilet untuk cuci muka.
Setelah mencuci muka Nana yang masih memikirkan Aga tidak sengaja menabrak
seseorang yang sedang membawa buku-buku ditangannya hingga terjatuh.
“ohh… maafin aku tidak sengaja” kata
Nana.
”Tidak
apa-apa seharusnya aku yang minta maaf karena terburu-buru jadi menabrak kamu”
“uhm… kamu siapa? Sepertinya aku
belom pernah lihat kamu sebelumnya” Tanya Nana penasaran.
“kenalin, aku anak baru disini. Namaku
Anton” jawab Anton sambil mengulurkan tangannya.
“oh anak baru. Lalu kenapa kamu
terburu-buru? Apa kamu sedang mencari sesuatu?” Tanya Nana.
“aku lagi mencari ruang kepala
sekolah soalnya aku ada janji bertemu dengan beliau hari ini”
“mari
aku antar”
“terima kasih, kamu baik sekali”
“biasa aja kita kan umat manusia jadi
harus tolong menolong”
Setelah mengantarkan Anton ke ruang
kepala sekolah Nana tidak langsung kembali ke kelasnya karena jam pelajaran
telah usai jadi dia memutuskan untuk ke kantin saja. Di kantin kedua sahabatnya
telah menunggunya. Cesil dan Sasya mulai bertanya kenapa dengan Nana yang hari
ini tidak focus dengan pelajaran dikelas.
“bukannya udah biasa ya?” ucap Nana
santai.
“tapi ini beda” ucap Cesil diikuti
anggukan kepala dari Sasya.
“kamu lagi jatuh cinta ya?” Nana
terdiam.
“dengan siapa? Teman kakakmu itu
ya?” ejek Cesil
“kak Aga?” keduanya mengangguk.
“bagaimana aku bisa suka dengannya
aku saja baru bertemu dengannya sekali” Nana berbohong.
“bisa aja dong, Na. Kan ada tuh
istilah cinta pandangan pertama mungkin aja kamu mengalami itu sekarang” jelas Sasya.
“iya kali ya? Apa mungkin aku suka
dengannya?” ucapan Nana membuat kedua sahabatnya tertawa. Nana yang menyadari
telah mengaku kepada sahabatnya ikut tertawa.
Merekapun tertawa ceria seperti
biasa. Sudah sepatutnya mereka yang berteman sejak smp bisa saling mengerti,
mengisi, dan melengkapi perasaan masing-masing.
Menu pesanan mereka sudah datang, mereka segera menyantap makanan
mereka. Disela-sela mereka makan, datanglah seorang lelaki tampan, tinggi, berkulit
putih. Nana kaget, begitu juga dengan
sahabat-sahabatnya.
“Anton…” Tegur Nana mendahului.
- BESRSAMBUNG -
by : AshaAzolla & Inggar Diana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar