Laman

11/05/14

CERPEN : TEMANKU KEKASIHKU part 1

           Cerpen kedua aku yang kubuat  sama salah satu temanku di sekolah. silakan membacara readers... dan mohon maaf kalo ada kata-kata yang typo.


          Mentari pagi yang cerah menyambut hari dengan senyum terhangatnya. Seperti hari-hari sebelumnya, seorang gadis 17 tahun bernama Nana merapikan kamar tidur serta meja belajarnya yang masih terdapat beberapa buku yang ia pelajari semalam. Tidak disangka waktu sudah menunjukan pukul 07.00½, Nana terburu- buru mandi karena hari ini dia akan mengikuti ulangan matematika dikelasnya. Mama yang mengetahui Rina kesiangan lagi segera menyuruh Nana untuk sarapan pagi. Rina menurutinya dengan berlari.
            “kamu kesiangan lagi, Na?” tanya Papa yang heran melihat putrinya berlari seperti itu.
            “iya pa, Mana jam pertama ada ulangan”
            “makanya kalau jadi anak gadis itu harus rajin jangan kesiangan mulu dong” Ejek Kakak,
            “apa sih kak Rendy? Bisanya nyalahin Nana mulu” jawab Nana kesal.
            “sudah-sudah, kalian ini kakak adik sama aja, kaya  tikus kucing aja” kata mama.
            “ah mama” seru Nana.
           Papa menyuruh Nana agar berangkat dengan Kak Rendy, Nana yang masih marah dengan kakaknya tentu saja menolak. Melihat tingkah kedua anaknya, Papa membiarkan Nana berangkat bareng dengannya. Nana pamit dengan Mama dan mobil BMW mewah yang ia tumpangi itu meluncur dengan cepat. Tak sampai 20 menit mobil kami sudah sampai digerbang sekolah elit di Surabaya itu. Sekolah Bunga Bangsa Surabaya, dimana siswanya adalah anak-anak orang terpandang. Nana turun dari mobil dan melihat kedua sahabatnya sudah menunggunya.
         Sahabatnya mengajak Nana pergi ke kantin sebelum masuk kelas. Mendengarnya tentu Nana menolak. Hari ini mereka semua ada ulangan matematika. Keduaa sahabtnya terus membujuknya tapi Nana terus menolak. “masih ada jam istirahat nanti” ucap Nana membuat kedua sahabatnya pasrah.
            Semua mata pelajaran telah usai. Semua siswa Bunga Bangsa Surabaya School berhamburan keluar kelas begitu juga dengan Nana dan kedua sahabatnya. Tiga sekawan itu tidak pernah terpisah di sekolah, kecuali bila ada salah satu dari mereka yang sakit atau izin.
          Nana ternyata sudah dijemput kakaknya didepan gerbang sekolah. Tapi kali ini kakaknya tidak sendiri melainkan dengan seorang lelaki tampan yang tingginya ± 180cm, mengenakan kemeja warna pastel, jam tangan sangat keren, dan penampilannya membuat teman-teman Nana yang melihat terkesima.
            “Nana,,, itu siapa?” Tanya Sasya memandang kearah lelaki itu.
            “entahlah, aku juga tidak kenal Sya” jawab Nana.
            “waooowww… ganteng banget tuh Na” kata Cesil.
            “huhh… kalian itu, kalo liat cowok dikit matanya langsung ijo, ya udah biar aku samperin kak Rendy dulu ya” kata Nana sambil menepuk bahu sahabatnya. Nana berjalan dari halaman menuju mobil kak Rendy membuat jantungnya berdegub  sangat kencang saat berdekatan dengan lelaki tampan itu.
            “Nana, kamu kenapa sih…?” Tanya kak Rendy mengagetkan.
            “uhm, engga kok kak tapi ini siapa?” kata Nana memandang lelaki tampan itu.
            “ohh… ini temen  kampus kakak, kamu mau kenalan…?”
            “boleh…” jawab Nana penuh semangat.
            “hai, kenalin namaku Agasi, biasa di panggil Aga” tutur lelaki tampan itu sambil mengulurkan tangan kanannya.
            “emm… namaku Nana” dengan spontan Nana juga mengulurkan tangan kanannya.
            “sudah-sudah kenalan di mobil kan juga bisa?”sela Rendy.
            “apa’an sih kak, ayo kak Aga kita masuk ke mobil”
            Kemudian mereka bertigapun masuk ke dalam mobil pribadi milik kakak Nana itu. Didalam mobil tentunya mereka bertiga melanjutkan perbincangan yang sempat terputus dengan bersendau-gurau. Tidak lama kemudian mobil mereka sampai dirumah Nana yang bagaikan istana megah dipenuhi dengan bunga-bunga di taman depan rumahnya. Disamping rumahnya juga terdapat kolam renang dengan ukuran 4 X 6 meter. Tetapi dengan apa yang dimiliki sekarang Nana bukan berarti dia sombong, justru itu menjadikan pribadinya suka menolong orang dan dia juga terkenal ramah walaupun sedikit manja.
            Malam itu hujan sangat lebat, cuaca tidak  mendukung Agasi pulang kerumahnya yang terletak tidak jauh dari rumah Nana. Jam 10.00 Mama sudah tidur, kini  tinggal kak Rendy, Agasi dan  Nana di depan TV ruang keluarga karena Papa masih di kantor.
           “Nana, tolong buatin minum dong buat angetin badan” pinta Kak Rendy yang langsung ditolak oleh Nana. Perkelahian kucing dan tikus pun dimulai. Agasi yang melihatnya menawarkan diri agar membuat minum sendiri. Mendengar itu Nana pun akhirnya setuju membuatkan minum untuk mereka
            Nana beranjak ke dapur dan membuat 2 gelas jahe hangat yang bisa menghangatkan tubuh mereka. 10 menit kemudian Nana keluar dengan membawa 2 gelas jahe hangat dan menawarinya.
            “makasih ya Na sudah merepotkan” jawab Aga yang tak enak hati.
        “sama-sama kak, Nana tidak merasa direpotkan kok” Aga yang melihat waktu sudah mulai larut menyuruh Nana untuk tidur. Nana yang mengetahui itu juga menyuruh Kak Aga agar menginap di rumahnya lagipula dirumah ini ada kamar tamu yang kosong. Aga berpikir sebaiknya ia tidur di kamar Rendy saja, dan Rendy menyetujuinya.
            Kali ini Nana terbangun agak awal karena ia sadar bahwa dirumahnya ada tamu yang masih perjaka. Nana mendengar ada suara seperti orang yang sedang masak, Nana menghampiri danada Mama Nana yang sedang memasak. Mama heran melihat anaknya sudah bangun, padahal biasanya jam setengah lima dia masih molor dikamarnya dan bertanya padanya “ada apa denganmu?”. Bukan menjawab Nana malah menawarkan diri untuk membantu Mama-Nya memasak.
            Semenjak Nana berkenalan dengan Aga dia terlihat lebih rajin dari biasanya. 5 menit kemudian Nana sudah berada di dapur membantu mamanya. Berniat membantu memasak Nana justru terlihat merepotkan mama, tapi hal itu membuat mama senang karena anaknya yang manja sekarang mau berubah.     Mama Nana sepertinya masih curiga dengan perubahan putrinya mulai mengintograsinya.
            “Nana, apa sih yang bisa bikin anak mama ini bisa berubah?”
            “emm,… itu ma”
            “iya, apa sayang”
           “kemaren kak Rendy bawa teman pas jemput Nana dan sekarang orangnya juga nginep di kamar kak Rendy, Ma” jelas Nana.
            “ohh… namanya Aga bukan?”
            “iya, Mama tahu darimana?”
            “dia memang sering kesini”
            “tapi kok Nana tidak pernah lihat sih?”
            “kan Nana sekolah”
            “terus, dia ngapain aja kesini ma?”
          Melihat anaknya yang terus bertanya tentang Aga membuatnya tambah curiga dan bertanya “kamu suka sama dia ya?” Nana terdiam dia tidak tahu harus berkata apa. Tanpa Nana menjawab Mama sudah yakin kalo putrinya menyukai teman kakaknya itu. “tenang aja Mama tahu kok kita kan sama-sama perempuan jadi wajar kalo kamu menyukai seorang lelaki”. Nana mengangguk dan pergi mandi.
            Hari ini ada yang berbeda dari Nana, ia berdandan cukup lama sehingga keluarganya dan Aga harus menunggunya. Begitu Nana turun dari tangga, mereka semua terkesima melihat Nana yang biasanya cuek dalam berpakaian menjadi sangat feminime dan rapi. Mama yang menyadari bahwa putrinya sedang mencari perhatian Aga hanya tersenyum.
            Setelah hidangan sudah disantap sampai habis Nana berpamitan untuk berangkat sekolah. Tapi Papa yang lelah bekerja semalaman tidak bisa mengantarkannya begitu juga dengan Kak Rendy yang sedang terkena flu. Nana bingung harus berbuat apa dia tidak bisa mengendarai mobil tapi dia juga tidak biasa naik kendaraan umum. Mama yang terdiam mulai menemukan ide dan menyuruh Aga untuk mengantar Nana ke sekolah.  Semua kaget mendengar usul dari Mama tapi Aga dengan baiknya malah menerima itu dan mengantarkan Nana dengan mobil Rendy yang dipinjamkan padanya.
         Selama diperjalanan mereka berdua terlihat canggung tapi suasana hening itu berubah setelah Aga mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Nana.
            “kamu kelas berapa Na?” Tanya Aga agak malu.
            “aku kelas XII kak” jawab Nana dengan nada agak rendah.
            “sudah punya pacar?”
            “hah? jangankan pacar kak, temen cowok aja aku tidak punya”
            “loh? masak cewek secantik kamu belom punya pacar sih” sindir Aga.
            “uhm ada sih kak tapi aku tidak begitu suka dengannya”
            “memangnya kenapa?”
            “kepo” jawab Nana.
        Selama jam pelajaran berlangsung Nana tidak focusdengan pelajarannya, bahkan saat temannya memperingatkan dirinya yang disuruh maju menjawab soal ke depan ia tidak mendengarkannya sehinggu guru harus mengurnya. Nana memutuskan untuk ke toilet untuk cuci muka. Setelah mencuci muka Nana yang masih memikirkan Aga tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang membawa buku-buku ditangannya hingga terjatuh.
            “ohh… maafin aku tidak sengaja” kata Nana.
            ”Tidak apa-apa seharusnya aku yang minta maaf karena terburu-buru jadi menabrak kamu”
            “uhm… kamu siapa? Sepertinya aku belom pernah lihat kamu sebelumnya” Tanya Nana penasaran.
            “kenalin, aku anak baru disini. Namaku Anton” jawab Anton sambil mengulurkan tangannya.
            “oh anak baru. Lalu kenapa kamu terburu-buru? Apa kamu sedang mencari sesuatu?” Tanya Nana.
            “aku lagi mencari ruang kepala sekolah soalnya aku ada janji bertemu dengan beliau hari ini”
            “mari aku antar”
            “terima kasih, kamu baik sekali”
            “biasa aja kita kan umat manusia jadi harus tolong menolong”
         Setelah mengantarkan Anton ke ruang kepala sekolah Nana tidak langsung kembali ke kelasnya karena jam pelajaran telah usai jadi dia memutuskan untuk ke kantin saja. Di kantin kedua sahabatnya telah menunggunya. Cesil dan Sasya mulai bertanya kenapa dengan Nana yang hari ini tidak focus dengan pelajaran dikelas.
            “bukannya udah biasa ya?” ucap Nana santai.
            “tapi ini beda” ucap Cesil diikuti anggukan kepala dari Sasya.
            “kamu lagi jatuh cinta ya?” Nana terdiam.
            “dengan siapa? Teman kakakmu itu ya?” ejek Cesil
            “kak Aga?” keduanya mengangguk.
            “bagaimana aku bisa suka dengannya aku saja baru bertemu dengannya sekali” Nana berbohong.
         “bisa aja dong, Na. Kan ada tuh istilah cinta pandangan pertama mungkin aja kamu mengalami itu sekarang”  jelas Sasya.
            “iya kali ya? Apa mungkin aku suka dengannya?” ucapan Nana membuat kedua sahabatnya tertawa. Nana yang menyadari telah mengaku kepada sahabatnya ikut tertawa.  Merekapun tertawa ceria seperti biasa. Sudah sepatutnya mereka yang berteman sejak smp bisa saling mengerti, mengisi, dan melengkapi perasaan masing-masing.
         Menu pesanan mereka  sudah datang, mereka segera menyantap makanan mereka. Disela-sela mereka makan, datanglah seorang lelaki tampan, tinggi, berkulit putih. Nana  kaget, begitu juga dengan sahabat-sahabatnya.
             “Anton…” Tegur Nana mendahului.


- BESRSAMBUNG -

by : AshaAzolla & Inggar Diana

Tidak ada komentar: