Pagi itu, TaeJoon kesiangan
berangkat ke kantor setelah malam sebelumnya ia memutuskan hubungannya dengan
seorang wanita yang baru ia pacari selama 3 minggu. Taejoon berlari ke sebuah
ruangan, kehadirannya telah ditunggu oleh rekan kerja lainnya yang akan
mewawancarai karyawan baru bersamanya.
“maafkan,
aku” ucap TaeJoon pada seniornya.
“masih
junior sudah seperti ini cepat duduk” jawab senior perempuan disana(Nona Park).
Wawancara
untuk karyawan baru dimulai, satu persatu peserta masuk untuk diwawancarai
begitu juga SooMin.
“perkenalkan
nama saya SooMin. Han SooMin dari Cheongju”
“Cheongju?”
Tanya salah satu senior lainnya.
“iya”
“apakah
ayahmu memiliki agen perjalanan disana? Kudengar banyak keluarga disana yang memiliki
bus”
“itu
benar banyak keluarga disana yang memiliki usaha seperti itu tapi ayahku tidak
memiliki itu. Dia meninggal sejak aku masih kecil jadi hanya ibuku yang bekerja”
“oh
mian, tadinya jika keluargamu punya kita bisa bekerja sama dengan kalian untuk
bursa perjalanan kita”
“tak
apa walaupun begitu aku bisa mencari sponsor dari kampung halamanku, aku punya
kenalan yang memiliki agen bus disana” jawab SooMin ramah.
“ne
baiklah disini kita bukan ingin membicarakan itu jadi apakah kamu punya
pengalaman kerja sebelumnya?”
“aku
tidak mempunyai pengalaman kerja di perusahaan. Aku lulus dari perguruan tinggi
sebagai sarjana komunikasi 1 tahun lalu. Aku menguasai tiga bahasa asing
Inggris, Mandarin dan Jepang. Dan selama 1 tahun itu aku hanya menjadi seorang
pengajar bahasa dan juga membantu ibuku di toko bunga miliknya”
“darimana
kamu belajar bahasa itu?”
“Nenek
dari Ibuku adalah orang Jepang, aku belajar bahasa inggris saat disekolah dan
aku belajar bahasa mandarin dengan otodidak”
“wahh
kau pasti sangat pintar, bisa kau tunjukan bakatmu pada kami?”
SooMin
menunjukkan kemampuan berbahasanya. TaeJoon dan seniornya kagum dengan
kemampuan yag dimiliki SooMin yang juga bisa membantu perusahaan ini.
“kau
hebat. Tapi yang kita butuhkan sekarang adalah karyawan yang bekerja didalam
bukan sebagai tour guide diluar” ucap senior Park. “kau boleh keluar sekarang”
lanjutnya. SooMin meninggalkan ruangan.
“bukankah
itu bagus? perusahaan kita menjalankan bisnis perjalanan, ada baiknya jika
karyawan dalam maupun luar bisa berbahasa asing? Dia juga dari cheongju kita
bisa meminta batuannya untuk mencari sponsor bus dari sana, ya kan?” Tanya senior
lainnya pada TaeJoon. TaeJoon mengangguk mengiyakan.
“kalian
benar, tapi presdir tidak menyuruh itu pada kita” jawab senior.
Penerimaa
karyawan baru diumumkan hari itu juga sudah banyak karyawan baru yang diterima
maupun ditolak. Tiba saatnya untuk karyawan terakhir diumumkan.
“untuk
karyawan terakhir yang akan kita terima dan orang itu adalah… selamat untuk Han
SooMin kamu diterima diperusahaan ini”
TaeJoon
datang ke rumah SangMin.
“annyeong
semua” Taejoon menganggu makan malam mereka.
“apa
yang kau lakukan disini?” Tanya SangMin.
“oh!
Kau?” bukannya menjawab SangMin ia malah kaget melihat seseorang disana.
“bukannya
kau wanita dari Cheongju itu?”
“Ne”
jawab SooMin.
“hyung,
kau mengenalnya?” Tanya JinSang.
TaeJoon
mengangguk, “dia karyawan baru diperusahaan kami tapi kenapa dia bisa ada
disini?”
“Ibu
menyewakan kamar kosong diatas” jawab SangMin.
“lanjutkan
nanti tidak baik makan sambil berbicara” ucap Ibu. TaeJoon memperhatikan
SooMin.
“aku
sudah selesai. Ibu ayah aku akan ke atas duluan” pamit SooMin.
“oh
ne” jawab Ibu dan Ayah.
“kenapa
Ibu menerima wanita tinggal disini? Rumah ini penuh dengan laki-laki pasti
sangat tidak nyaman bagi wanita untuk tinggal disini”
“Ibu
sudah melakukannya tapi dia tidak senang dengan penghuni laki-laki, mereka
sangat jorok dan aneh. Jadi saat SooMin ingin menyewa kamar itu ibu senang
karena mendapat teman baru dan langsung menerimanya” kata Ayah.
“ne,
ne, itu benar. Apa kalian tidak senang jika Ibu kalian mendapat teman bicara? Sangat
lelah jika harus ngobrol dan merawat suami dan anak laki-laki seperti kalian
semua”
“eomma”
ucap ketiga anak laki-lakinya.
“istriku
apa kau menyesal menikah denganku? Dan memiliki anak seperti mereka?”
“aniyo,
aku senang bisa menikah denganmu dan memiliki anak seperti mereka tapi jika aku
punya anak perempuan aku akan jauh lebih senang” ucap Ibu yang mendambakan
memiliki anak perempuan.
“eomma”
ucap ketiga anak laki-lakinya lagi.
“ibu,
aku akan pulang” teriak TaeJoon pada Ibu didapur.
“Ucapkan
salam pada Ayahmu sebelum pulang” teriak Ibu.
TaeJoon
masuk ke kamar Ayah yang sedang tertidur, “Ayah aku pulang dulu” Ayah
mengangguk dalam tidurnya.
“mau
kemana kau?” Tanya SangMin dibelakangnya.
“oh
hyung, aku pulang dulu, ok?” TaeJoon lari.
“Ya!
Anak ini untuk apa dia kemari, huh?” gumam SangMin.
“untuk
makan” TaeJoon kembali masuk kedalam dan kemudain keluar lagi.
“Ya!
Anak ini” SangMin kesal dengan ulah adiknya.
“SangMin
ke lantai atas, ia melihat SooMin sedang mengerjakan sesuatu diruang tengah.
“apa
yang sedang kau lakukan?”
“oh,
oppa”
“kamu
sedang menulis diary?”
“bukan
apa-apa” SooMin menutup bukunya.
“baiklah,
aku akan ke kamar duluan” ucap SangMin.
“oppa”
panggil SooMin.
“apa
kau masih memiliki saudara lainnya yang tinggal diluar?”
“tidak,
ibuku hanya mempunyai dua orang anak dan semuanya tinggal disini yaitu aku dan
JinSang”
“tapi
tadi?”
“oh
TaeJoon. Dia bukan anak dari ibu dan ayahku, dia putra teman ayahku yang
dirawat oleh ibuku”
“tapi
kenapa? Apa dia sudah tidak memiliki Ibu?”
“dia
masih memiliki ibu tapi ayah dan ibunya telah bercerai sejak ia kecil. Setelah perceraian
itu ibunya menikah lagi dan menetap di kanada sedangkan ayahnya sibuk dengan
pekerjaanya jadi ibukulah yang mengasuhnya sejak itu”
“uhm”
deham SooMin.
“pergilah
tidur jika sudah selesai, bukannya kamu akan mulai bekerja besok?” SooMin
mengangguk.
“selamat
malam” ucap SooMin.
“Ne”
SangMin masuk kekamarnya.